[NEWS] 27 April
2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Penurunan harga minyak dunia membuat
perusahaan-perusahaan migas yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKKS) di Indonesia memperketat pengeluaran besar-besaran, kegiatan
pengeboran eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru berkurang
drastis sejak 2014.
Kementerian ESDM mencatat, selama tahun
2015 lalu, realisasi pengeboran sumur eksplorasi hanya 52 sumur. Dari
jumlah itu, hanya 15 yang berhasil menemukan cadangan migas. Sementara
pada Januari-Maret 2016 ini, baru dilakukan 10 pengeboran sumur
eksplorasi, 3 di antaranya berhasil mendapatkan cadangan baru.
Sebagai pembanding, pada 2011 ada 107
pengeboran sumur eksplorasi, 34 di antaranya sukses menemukan cadangan.
Lalu di 2012 ada 106 pengeboran, dan 39 memperoleh cadangan. Di 2013
terealisasi 101 pengeboran, dan 26 sukses. Pada 2014 ada 83 pengeboran,
dan 25 menemukan cadangan.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, mengungkapkan tingkat penurunan produksi (decline) sumur-sumur minyak dan gas di Indonesia di atas 20% per tahun. Bila eksplorasi minim seperti saat ini, tentu membahayakan ketahanan energi Indonesia di masa mendatang, impor minyak akan semakin membesar. “Penurunan rata-rata, decline sumur di Indonesia, di atas 20% per tahun. Makanya kita harus melakukan sesuatu,” kata Wiratmaja, seperti dilaporkan dalam Analisadaily.com, Rabu (27/4). [SUMBER]