[NEWS] 29 April 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Pemerintah saat ini sedang membidik ke-11 (sebelas)
Provinsi dengan konsumsi listrik tertinggi untuk dapat diterapkan
penghematan dalam program potong 10 persen.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said belum lama ini di Jakarta.
“11 Provinsi akan menjadi fokus kita untuk dapat menghasilkan penghematan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Sudirman menjelaskan, 11 Provinsi tersebut diantaranya Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, kemudian Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, lalu Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Riau dan Lampung.
“Fokus kita di wilayah paling besar serapan industri dan bisnis seperti Pulau Jawa dan Sumatera,” imbuhnya.
Pelaksanaan potong 10 persen ini, lanjut Sudirman, potensi penghematannya setara dengan pembangunan 3,2 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru senilai Rp43,2 triliun.
“Yang sudah cukup intensitasnya, sudah maju listriknya kita dorong penghematan sedangkan untuk Indonesia timur yang belum terlistriki kita dorong percepatan. Ini seperti dua sisi mata uang, yang satu kita dorong berhemat, sedangkan satunya didorong untuk percepatan,” tuturnya.
Dengan demikian usaha pemerintah dalam melistriki seluruh desa dengan program Indonesia Terang (PIT) kepada 2.527.469 kepala keluarga (KK) bisa terealisasi dengan mudah dan sukses. “Rasio elektrifikasi nasional juga bisa hingga 100 persen,” tandasnya. [SUMBER]
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said belum lama ini di Jakarta.
“11 Provinsi akan menjadi fokus kita untuk dapat menghasilkan penghematan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Sudirman menjelaskan, 11 Provinsi tersebut diantaranya Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, kemudian Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, lalu Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Riau dan Lampung.
“Fokus kita di wilayah paling besar serapan industri dan bisnis seperti Pulau Jawa dan Sumatera,” imbuhnya.
Pelaksanaan potong 10 persen ini, lanjut Sudirman, potensi penghematannya setara dengan pembangunan 3,2 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru senilai Rp43,2 triliun.
“Yang sudah cukup intensitasnya, sudah maju listriknya kita dorong penghematan sedangkan untuk Indonesia timur yang belum terlistriki kita dorong percepatan. Ini seperti dua sisi mata uang, yang satu kita dorong berhemat, sedangkan satunya didorong untuk percepatan,” tuturnya.
Dengan demikian usaha pemerintah dalam melistriki seluruh desa dengan program Indonesia Terang (PIT) kepada 2.527.469 kepala keluarga (KK) bisa terealisasi dengan mudah dan sukses. “Rasio elektrifikasi nasional juga bisa hingga 100 persen,” tandasnya. [SUMBER]