[News] 31 Juli 2015 UP45 MigasReview, Jakarta – Organisasi Negara-Negara Eksportir Minyak (OPEC) memperkirakan, kenaikan permintaan akan mencegah harga sumber energi tersebut jatuh lebih dalam, bahkan pasar akan menemukan keseimbangannya pada 2016.
Harga minyak tumbang sekitar 15 persen bulan ini dan nilainya terpangkas setengahnya selama tahu lalu. Namun baik OPEC maupun Rusia, yang juga merupakan produsen utama minyak, tidak mau memangkas produksi demi mendukung harga. Mereka berharap rendahnya harga minyak akan memukul produksi minyak serpih di AS dan rival-rival lainnya.
“Saya perkirakan (harga) tidak akan jatuh karena permintaan meningkat,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Abdullah al-Badri di Moskow seperti dilansir Reuters, Kamis (30/7).
OPEC sendiri memompa sekitar 40 persen dari produksi minyak global.
“Situasi saat ini merupakan ujian bagi semua produsen dan investor. Meski harga…tidak diragukan lagi akan pulih, tapi masih terlalu dini untuk mengatakan kapan ini akan terjadi,” kata Badri. Namun dia tidak mengindikasikan di level berapa harga akan stabil.
OPEC juga menghadapi tantangan baru dari potensi naiknya produksi Iran. Namun Badri, seperti dilansir kantor berita Rusia, Interfax, mengatakan bahwa pasar bisa mengakomodasi tambahan minyak dari Iran karena permintaan bakal naik. Menurut Badri, meski OPEC memangkas produksi sebanyak 2 juta barel per hari – setara dengan setengah ekspor Rusia – hal itu tidak akan membantu mendukung harga.
Meski sejumlah delegasi OPEC telah mengungkapkan keprihatinan mereka akan penurunan harga belakangan ini, Badri mengatakan bahwa dia belum menerima permintaan agar dilakukan rapat luar biasa OPEC sebelum waktu yang sudah dijadwalkan Desember mendatang. [SUMBER]