[NEWS] 26 Maret 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Terkait dengan kerjasama dengan Osaka Gas, untuk itu Pertamina harus
memanfaatkan seoptimal mungkin guna menambah pertimbangan objektif
pemerintah saat menunjuk badan penyangga (agregator) gas nasional.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Pengamat energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro belum lama ini di Jakarta.
Selain akan menambah pengalaman di dunia internasional, menurut Komaidi, kerjasama ini membuka peluang Pertamina menggali banyak nilai termasuk dasar pengelolaan gas internasional dan penerapan good corporate governance (GCG).
“Kerjasama dengan perusahaan energi Jepang Osaka Gas setidaknya bisa menjadi bukti kredibilitas Pertamina dalam mengelola gas di Tanah Air,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Komaidi menegaskan, tak semua perusahaan berkesempatan bekerjasama dengan Osaka Gas yang dikenal sulit dalam memilih mitra lantaran sangat selektif dan cenderung untuk mandiri.
Selain itu, tambahnya, dalam beberapa tahun ke depan, gas akan menggantikan peran BBM sebagai primadona lantaran di satu sisi cadangan minyak di Indonesia makin terbatas dan di sisi lain terdapat cadangan gas yang cukup besar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengamat energi UGM Fahmi Radhy yang mengingatkan kerjasama positif tersebut akan memberikan pembelajaran lebih banyak dan transfer teknologi.
Menurut Fahmi, kerjasama ini bisa pula menjadi indikator keberhasilan Pertamina dalam pengelolaan gas dalam negeri. Sebelumya Nikkei Asian Review melansir kabar perusahaan energi terintegrasi asal Jepang, Osaka Gas telah meneken kerjasama dengan PT Pertamina guna memperkuat bisnis liquefied natural gas (LNG) di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lewat kerjasama ini Osaka Gas berharap akan meningkatkan pelanggan gas baru terutama dari berbagai perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Indonesia. [SUMBER]
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Pengamat energi dari ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro belum lama ini di Jakarta.
Selain akan menambah pengalaman di dunia internasional, menurut Komaidi, kerjasama ini membuka peluang Pertamina menggali banyak nilai termasuk dasar pengelolaan gas internasional dan penerapan good corporate governance (GCG).
“Kerjasama dengan perusahaan energi Jepang Osaka Gas setidaknya bisa menjadi bukti kredibilitas Pertamina dalam mengelola gas di Tanah Air,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Komaidi menegaskan, tak semua perusahaan berkesempatan bekerjasama dengan Osaka Gas yang dikenal sulit dalam memilih mitra lantaran sangat selektif dan cenderung untuk mandiri.
Selain itu, tambahnya, dalam beberapa tahun ke depan, gas akan menggantikan peran BBM sebagai primadona lantaran di satu sisi cadangan minyak di Indonesia makin terbatas dan di sisi lain terdapat cadangan gas yang cukup besar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengamat energi UGM Fahmi Radhy yang mengingatkan kerjasama positif tersebut akan memberikan pembelajaran lebih banyak dan transfer teknologi.
Menurut Fahmi, kerjasama ini bisa pula menjadi indikator keberhasilan Pertamina dalam pengelolaan gas dalam negeri. Sebelumya Nikkei Asian Review melansir kabar perusahaan energi terintegrasi asal Jepang, Osaka Gas telah meneken kerjasama dengan PT Pertamina guna memperkuat bisnis liquefied natural gas (LNG) di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lewat kerjasama ini Osaka Gas berharap akan meningkatkan pelanggan gas baru terutama dari berbagai perusahaan asal Jepang yang beroperasi di Indonesia. [SUMBER]
