[News] 30 Juni 2015 MigasReview, Jakarta – Ekspor batubara Indonesia diperkirakan kembali menguat tahun ini, didukung oleh naiknya permintaan global dan melemahnya rupiah.
“Permintaan batubara global diestimasikan melampaui produksi dalam lima tahun ke depan. Sebagai akibatnya, digabungkan dengan melemahnya rupiah, diperkirakan ekspor Indonesia akan kembali menguat pada 2015,“ kata Agritade Resources Limited, perusahaan energi yang berbasis di Hong Kong, dalam laporan kinerja tahun fiskal 2015 yang berakhir pada 31 Maret 2015 akhir pekan lalu.
Meski demikian, penguatan ini akan terbatas akibat naiknya permintaan domestik dan kemungkinan implementasi kenaikan royalti batubara.
Pada 2014, Indonesia mengekspor 359 juta ton batubara dengan lima importir batubara terbesar di dunia, yakni China, Korea Selatan, India, Jepang, dan Taiwan. Seperti diprediksikan oleh Badan Informasi Energi AS, terjadi peningkatan konsumsi batubara hingga akhir 2014, namun 2015 akan mengalami penurunan permintaan.
Namun, meski di tengah resesi ekonomi global, program Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas listrik sebesar 35.000 megawatt pada 2014-2015 akan membantu meningkatkan konsumsi batubara domestik, yang saat ini berada di sekitar 90 juta ton per tahun.
Menurut data Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, total produksi batubara Indonesia mencapai sekitar 97 juta ton pada kuartal pertama 2015, naik 21 persen dibandingkan angka 2014. Meski demikian, pemerintah menargetkan produksi batubara menjadi 425 juta ton pada 2015 yang menunjukkan bahwa pemerintah optimis dengan situasi batubara Indonesia selama setahun tersebut. Program penambahan kapasitas listrik 35.000 megawatt (mw) menyebutkan bahwa mayoritas pembangkit listrik baru ini merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Peluang dari Rendahnya Harga
Harga batubara internasional telah mengalami tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Meski kondisi itu berakibat negatif bagi para pemain industri batubara global, banyak peluang investasi baru muncul, terutama yang berhubungan dengan sumber daya alam dan sektor energi.
Sejalan dengan hal itu, Agritade menilai bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk terus menjajaki dan mengevaluasi bisnis baru dan memperluas bisnis di sektor sumber daya alam dan energi melalui merger dan akuisisi atas aset-aset dan bisnis yang relevan pada harga yang relatif rendah.
“Agritrade juga berniat untuk meraih peluang ini untuk memperluas basis konsumennya ke sejumlah pasar baru. Saat ini, Agritrade tengah aktif untuk mencari peluaang investasi yang memiliki potensi bagus, kualitas dan kapasitas produksi tinggi atau yang membawa keuntungan jangka panjang bagi perusahaan,” kata Direktur Eksekutif sekaligus CEO Agritrade Resources Ng Xinwei.
Perusahaan terus melakukan diskusi dan negosiasi aktif dengan sejumlah perusahaan sumber daya alam dan energi untuk menjalin potensi kerjasama, merger dan akuisisi. Hingga saat ini, aktivitas-aktivitas tersebut masih dalam tahap awal dan belum ada syarat dan kondisi yang telah dicapai. [SUMBER]