[News] 08 Juli 2015 UP45 MigasReview, Jakarta - PT Total E&P Indonesie mengaku tengah melakukan kegiatan eksplorasi di tiga blok dari beberapa blok yang dikelolanya, yakni Blok South Sagari, Blok Telen, dan Blok Mentawai.
Vice President for Corporate Communication on General Affairs HR and FinancePT Total E&P Indonesie Arividya Noviyanto mengatakan, pihaknya tetap lakukan eksplorasi selama enam tahun berturut-turut mulai dari 2009.
"Rata-rata (kegiatan eksplorasi) di daerah frontier dan rata-rata satu sampai dua sumur eksplorasi per tahun. Kami pernah mengebor di Selat Makassar di laut dalam dan Laut Arafuru yang berbatasan dengan Australia. (Pengeboran) di Selat Makasar hingga kedalaman 2.000 meter. Sedangkan di Papua tidak ada yang jalan," ucapnya di kantor PT Total E&P Indonesia, Selasa (07/07).
Namun Arividya mengatakan bahwa hasil pengeboran eksplorasi di Blok Mentawai, Provinsi Bengkulu, belum mendapatkan hasil yang positif karena hanya menemukan sumber gas yang tidak ekonomis. "Di Mentawai pada kedalaman 1.000 meter dengan biaya sumur di atas US$80 juta namun success ratio-nya kecil," terangnya.
Kini, Total melakukan evaluasi geologi di Blok South Sagari di Sulawesi Selatan dan Blok Telen di Kalimantan Timur untuk mematangkan prospek. "Di South Sagari sudah ada prospek yang menarik pada kedalaman 2.000 meter di bawah permukaan laut. Sedangkan Blok Telen memiliki karakteristik dengan tekanan tinggi, suhu tinggi, dan laut dalam. Biaya pengeboran akan mahal sekali. Perkiraan awal minimum US$150 juta per sumur. Kami mencari rig laut dalam yang beroperasi di Indonesia agar ongkos bisa ditekan" ucapnya.
Dalam kegiatan eksplorasi di tiga blok tersebut, Total menggandeng mitra untuk mengurangi risiko. "Kami melakukan farm out dengan membuka data room," jelasnya.
Menurut Arividya, mitra eksplorasi di Blok Mentawai adalah Mubadala Petroleum di mana Total menguasai 80 persen dan 20 persen dipegang Mubadala. Meski demikimian, dia tidak menyebutkan mitra di dua blok lainnya. [SUMBER]