[News] 23 Oktober 2015 UP45 Jakarta, CNN Indonesia
--
PT Pertamina (Persero) melansir rerata angka
produksi minyak mentah di kuartal III 2015 berada di kisaran 282.140
barel per hari (bph), meningkat 27 persen dibandingkan angka produksi
pada kuartal III tahun sebelumnya di posisi 221.100 bph.
Sementara
untuk rata-rata produksi gas bumi di kuartal III 2015, posisinya berada
di kisaran 1.980 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), melonjak 28
persen ketimbang rerata angka produksi di kuartal yang sama tahun lalu
di kisaran 1.540 MMSCFD.
"Kami memang tengah menggenjot angka
produksi di tengah anjloknya harga minyak dunia. Selain meningkatnya
rata-rata minyak dan gas bumi, angka produksi Panas Bumi (setara
listrik) di kuartal kemarin juga sudah mencapai 828,32 Giga Watt Hour (GWH)," ujar Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam di kantornya, Kamis (22/10).
Syamsu
mengungkapkan selain peningkatan rerata angka produksi, Pertamina juga
mencatatakan kinerja yang positif dalam menemukan sumber daya energi
minyak dan gas bumi (migas).
Mengacu pada catatan perseroan,
hingga akhir September 2015 kemarin Pertamina telah mampu meningkatkan
cadangan minyak mentah sebanyak 18,33 juta barel, atau 52 persen diatas
target penemuan cadangan minyak yang tahun ini ditargetkan mencapai
12,01 juta barel.
Sedangkan untuk peningkatan cadangan gas bumi,
kata Syamsu capaiannya di sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini
sudah mencapai 161,64 miliar kaki kubik (BSCF) atau 1.000 persen dari
yang ditargetkan sebelumnya di angka 12,61 BSCF.
"Soal penemuan resources
ini saya pikir hasilnya cukup baik karena sesuai dengan yang
ditargetkan bahkan ada yang lebih di sisi gas. Alhamdulillah upaya
peningkatan cadangan minyak dan gas jauh lebih tinggi dari yang
ditargetkan," cetus Syamsu.
Sementara di lini produksi bahan
bakar minyak (BBM) Pertamina, hingga akhir September kemarin besarannya
telah mencapai 73,55 juta barel (MBBL) atau mengalami sedikit penurunan
dibandingkan dengan capaiannya di kuartal yang sama tahun lalu di posisi
73,98 MBBL.
"Tapi total output kilang kuartal 1, 2,
sampai 3 tahun ini cenderung bergerak naik. Angka ini belum termasuk
pengoperasian kilang TPPI dan RFCC yang sudah diperasikan pada awal
Oktober kemarin," tambah Direktur Pengolahan Pertamina Rachmat Hardadi.
Tergerus Harga
Sayangnya, meski kinerja produksi
terlihat positif manajemen Pertamina nampaknya tak kuasa menahan
katalis negatif menyusul tren menurunnya harga minyak dunia dalam
beberapa waktu terakhir.
Hal ini terlihat dari perolehan laba
bersih perseroan yang di kuartal tiga 2015 hanya menyentuh angka US$ 340
juta, atau berkisar Rp 4,6 triliun dengan nilai tukar Rupiah di level
Rp 13.500 terhadap US$ 1.
Bila dibandingkan dengan laba bersih
periode yang sama tahun lalu di posisi US$ 590 juta, itu artinya laba
bersih Pertamina di sepanjang kuartal tiga kemarin mengalami penurunan
sekitar 42 persen.
"Posisi harga minyak dunia sekarang memukul
semua pemain (perusahaan). Selain Pertamina, pemain dunia seperti
Sinopec, Shell, BP dan Exxonmobil juga merasakan dampaknya," terang
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. [SUMBER]