[News] 12 November 2015 UP45 JAKARTA, KOMPAS.com – PT Perusahaan Gas Negara 
(Persero) Tbk (PGN) menyampaikan, mahalnya harga gas untuk pelanggan 
industri di Medan, Sumatera Utara (Sumut) disebabkan harga beli gas dari
 PT Pertamina (Persero) sebagai pemasok sudah tinggi. 
Kepala 
Divisi Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan, saat ini 
harga beli gas PGN yang dialirkan dari fasilitas kilang regasifikasi 
Arun, Aceh milik Pertamina sebesar 13,8 dollar AS per MMBTU. 
PGN sendiri menjual gas ke industri di Medan dengan harga 14 dollar AS per MMBTU. 
“PGN hanya mengambil biaya operasional dan biaya perawatan pipa yang mencapai 700 kilometer sebesar 0,2 dollar AS
 per MMBTU. Konsen PGN saat ini adalah memastikan bahwa industri gas di 
Medan tetap memperoleh energi untuk tetap berproduksi,” kata Irwan 
kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (10/11/2015). 
Namun 
begitu diakui Irwan, tingginya harga gas kepada pelanggan industri di 
Medan ini, di satu sisi merupakan akibat dari habisnya sumber gas dari 
sumur-sumur gas yang selama ini memasok gas ke PGN. 
“Harga gas 
dari sumur gas jauh lebih rendah daripada harga gas regasifikasi seperti
 sekarang ini. Kami memahami situasi yang dihadapi pelanggan industri di
 Medan. Tapi ini adalah solusi terbaik yang bisa diberikan PGN 
sekarang,” ucap Irwan. 
Saat dikonfirmasi terkait harga gas dari 
regasifikasi Arun, Vice President Corporate Communication Pertamina, 
Wianda Pusponegoro tidak memberikan respons. 
Sebelumnya, 
Pelaksana tugas (plt) Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi 
mengeluhkan tingginya harga gas untuk pelanggan industry di Sumut.  
Kondisi ini menyebabkan industri di sana sulit bersaing. 
“Untuk itu, kami ingin menyurati Menteri ESDM supaya harga murah,” kata Erry. 
Menurut Erry, industry di Sumut bisa lebih besaing apabila harga gasnya di bawah 10 dollar AS per MMBTU. 
“Kalau harga gas bisa ditekan harganya dan over headcost bisa dikurangi, maka mudah-mudahan industri kami bisa bersaing,” ucap Erry. [SUMBER]
 
 
 
 
 
 
 
 
