[NEWS] 5 April 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Guna memenuhi kebutuhan listrik kawasan Batam diwaktu
mendatang, untuk itu, Badan Pengusahaan Batam melakukan studi tapak
untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang
direncanakan menjadi penyedia sumber energi.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono dikutip dari Antara.
“Kami sudah melakukan studi tapak guna mengetahui lokasi yang tepat untuk pembangunan pembangkit tersebut,” ujarnya.
Purnomo menjelaskan, studi dilakukan pada sejumlah pulau di Kota Batam antara BP Batam bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). “Proses pembangunan PLTN setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun. Kami sudah melakukan pengecekan pada sejumlah lokasi terkait rencana tersebut,” tuturnya.
Meskipun proses studi sudah dilakukan, namun dirinya mengakui masih terlalu dini untuk menyimpulkan pembangunan pembangkit sebagai sumber energi listrik Batam diwaktu mendatang tersebut. “Kami bersama BATAN juga sudah menyelesailan prafeasibility study. Sesudah studinya selesai baru masuk tahap sosialisasi pada masyarakat. Jadi masih sangat panjang,” imbuhnya.
Selain itu, tambahnya, BP Batam juga sudah mempelajari kemungkinan pembangunan pembangkit listrik dengan sumber energi lain seperti arus dan gelombang laut. Namun hal tersebut tidak memungkinkan mengingat gelombang dan arus laut pada sekitar jembayan barelang tidak terlalu kuat untuk bisa menghasilkan daya besar. [SUMBER]
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono dikutip dari Antara.
“Kami sudah melakukan studi tapak guna mengetahui lokasi yang tepat untuk pembangunan pembangkit tersebut,” ujarnya.
Purnomo menjelaskan, studi dilakukan pada sejumlah pulau di Kota Batam antara BP Batam bekerjasama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). “Proses pembangunan PLTN setidaknya membutuhkan waktu 10 tahun. Kami sudah melakukan pengecekan pada sejumlah lokasi terkait rencana tersebut,” tuturnya.
Meskipun proses studi sudah dilakukan, namun dirinya mengakui masih terlalu dini untuk menyimpulkan pembangunan pembangkit sebagai sumber energi listrik Batam diwaktu mendatang tersebut. “Kami bersama BATAN juga sudah menyelesailan prafeasibility study. Sesudah studinya selesai baru masuk tahap sosialisasi pada masyarakat. Jadi masih sangat panjang,” imbuhnya.
Selain itu, tambahnya, BP Batam juga sudah mempelajari kemungkinan pembangunan pembangkit listrik dengan sumber energi lain seperti arus dan gelombang laut. Namun hal tersebut tidak memungkinkan mengingat gelombang dan arus laut pada sekitar jembayan barelang tidak terlalu kuat untuk bisa menghasilkan daya besar. [SUMBER]