HARGA MINYAK PANGKAS KERUGIAN AKIBAT PEMBICARAAN DOHA GAGAL

[NEWS] 19 April 2016 UP45 New York, Metrotvnews.com- Pasar minyak dunia pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) memangkas kerugian besar yang dipicu kegagalan produsen-produsen minyak mentah utama untuk penyepakati pembatasan produksi yang bisa memperkuat pasar.

Menurut para analis, pemogokan yang mengakibatkan pengurangan lebih dari 60 persen dari produksi minyak Kuwait telah membantu mendukung pasar minyak. Harga minyak mentah turun hampir tujuh persen pada pagi hari setelah produsen-produsen utama yang menggelar pembicaraan di ibukota Qatar, Doha, pada Minggu berakhir dengan tangan kosong. 

AFP melansir, sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa, 19 April, namun demikian pada akhir perdagangan, patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei sebagian besar telah pulih, hanya kehilangan 58 sen (1,4 persen) menjadi USD39,78 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, di perdagangan London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, patokan
internasional, berkurang hanya 19 sen (0,4 persen) menjadi USD42,91 per barel. Anggota utama OPEC Arab Saudi pada Minggu bersikeras tidak akan setuju untuk membekukan produksi tanpa partisipasi dari sesama anggota kartel Iran -yang memboikot pembicaraan.

Sebelumnya, harga minyak telah pulih pada pekan lalu, di tengah harapan bahwa OPEC dan produsen non-OPEC seperti Rusia akan setuju untuk menahan atau membekukan tingkat produksi.

"Sebuah kesepakatan tentang pembatasan produksi, yang masih tampak mungkin sehari sebelumnya, gagal karena Arab Saudi, menuntut semua produsen minyak -yang ia katakan termasuk Iran- harus dimasukkan," ulas analis Commerzbank dalam sebuah catatannya kepada klien.

"Arab Saudi secara sengaja mentorpedo perjanjian dan bersedia menerima kegagalan. Ini telah sangat merusak kredibilitas produsen-produsen minyak pada umumnya dan dari OPEC pada khususnya," tambah Commerzbank.

Matt Smith dari ClipperData mengatakan pasar menemukan beberapa dukungan dari pemogokan oleh para pekerja minyak di Kuwait yang memprotes
rencana pemotongan upah. Produksi minyak Kuwait jatuh lebih dari 60 persen menjadi 1,1 juta barel per hari pada Minggu, hari pertama pemogokan.

Smith mencatat bahwa minyak mentah Kuwait utamanya dikirim ke Korea Selatan, Tiongkok, dan India. Kelebihan pasokan berlanjut karena kegagalan pembicaraan Doha menunjukkan berlanjutnya kelebihan pasokan di pasar.

Kenaikan produksi dan pertumbuhan global yang lebih lambat, terutama di Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia, membantu menekan harga minyak mentah dari atas USD100 pada pertengahan 2014 ke posisi terendah 13 tahun sekitar USD27 pada Februari.

Sampai saat ini para anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar 40 persen dari minyak dunia, menolak untuk memotong produksi mereka. Sikap yang didukung Saudi telah ditujukan untuk mendorong pasar lebih rendah, guna mengusir pemain-pemain yang kurang kompetitif, termasuk produsen minyak serpih (shale oil) AS, sambil mempertahankan pangsa pasar mereka sendiri.

Tetapi, meskipun telah jatuh sekitar enam persen, produksi AS masih tetap tinggi. Sebagai akibatnya, eksportir-eksportir utama mulai dari Nigeria hingga Venezuela dan Kanada, serta termasuk Arab Saudi, telah menderita kerugian miliaran dolar dari pendapatan yang hilang karena harga telah jatuh. [SUMBER]