[NEWS] 23 April 2016 UP45 Jakarta, Katadata- Jika sampai batas waktu Total tidak membuat keputusan maka Pertamina akan mengelola sendiri Blok Mahakam mulai 2018.
Total E&P Indonesie sampai saat ini belum menentukan sikapnya di
Blok Mahakam pasca berakhirnya masa kontrak pengelolaannya tahun 2017.
Selaku operator baru blok minyak dan gas bumi di Kalimantan Timur itu,
PT Pertamina (Persero) masih memberikan waktu kepada Total untuk
menentukan sikapnya paling lambat Juni mendatang. Jika tidak ada
keputusan maka Pertamina siap mengelola sendiri Blok Mahakam mulai 2018.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, sampai saat ini proses diskusi mengenai participating interest
atau hak pengelolaan Blok Mahakam masih terus dibahas bersama dengan
Total. “Diharapkan selesai sebelum akhir Juni 2016,” kata dia saat rapat
dengar pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta,
beberapa hari lalu.
Untuk persiapan pengambilalihan pengelolaan Blok Mahakam setelah 2017,
Pertamina juga sudah membentuk tim transisi. Tim yang bernama Tim
Pengambilalihan Pengelolaan Mahakam (TPPM) ini nantinya akan memiliki
beberapa tugas, mulai dari melengkapi data operasional Pertamina ketika
mengelola Blok Mahakam, hingga menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP).
TPPM ini nantinya tidak hanya menyusun RKAP 2017 sampai 2018, tapi
juga menentukan rencana kerja tiga tahunan Pertamina setelah
pengambilalihan blok tersebut. Walaupun baru mengelola Blok Mahakam pada
2018, Dwi mengatakan, Pertamina akan membiayai investasi di blok
itu mulai tahun depan. Tujuannya menjaga produksi Blok Mahakam tidak
turun ketika dikelola oleh Pertamina.
Manajemen Pertamina
sebelumnya memperkirakan total investasi untuk tiga tahun pertama
mengelola Blok Mahakam sebesar US$ 75,3 juta. Rinciannya, pada tahun
pertama kontrak US$ 1,3 juta, tahun kedua US$ 33,5 juta, dan tahun
ketiga US$ 40,5 juta. Padahal, sebelumnya Pertamina pernah menyebut
kebutuhan investasi Blok Mahakam sebesar US$ 2,5 miliar per tahun.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman
Said mengaku sudah bertemu dengan manajemen Total pada dua pekan lalu.
Ada dua hal yang disampaikan oleh perusahaan migas asal Perancis
tersebut. Pertama, sebagai pengelola Blok Mahakam sampai 2017, Total
akan tetap melakukan kewajibannya agar proses transisi berjalan lancar.
Hal
kedua yang disampaikan Total adalah mengenai keikutsertaannya setelah
kontrak berakhir. Sudirman mengatakan, Total ingin agar kewajiban untuk
menjaga proses transisi tidak dikaitkan dengan keikutsertaan mengelola
Blok Mahakam pasca 2017. Sampai saat ini, Total memang belum memutuskan
apakah akan ikut mengelola atau hengkang dari blok yang sudah
dikelolalnya selama 50 tahun itu. “Kami paham, keikutsertaan ke depan
tidak mudah karena mereka juga banyak aktivitas,” kata dia saat
berdiskusi dengan wartawan di Kementerian ESDM, Jumat (22/4) lalu.
Walaupun
kontrak tersebut akan berakhir 31 Desember 2017, Pertamina dan Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK
Migas) sudah menandatangani kontrak bagi hasil atau production sharing contract
(PSC) akhir tahun lalu. Dengan ditandatanganinya kontrak tersebut,
Pertamina mendapatkan hak pengelolaan 100 persen Blok Mahakam.
Meski memiliki hak pengelolaan penuh terhadap blok tersebut, pemerintah
juga mengizinkan Pertamina menggandeng Total dan Inpex Corporation
sebagai mitra. Sebab, dua perusahaan migas ini sudah berpengalaman
mengelola blok di Kalimantan Timur. Tapi, kepemilikan Total dan Inpex di
Blok Mahakam dibatasi maksimal 30 persen saham. [SUMBER]