[NEWS] 12 Mei 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Pertamina menargetkan bisa menguasai setengah produksi migas nasional
PT Pertamina (Persero) tengah mengincar 13 blok minyak dan gas
(migas) yang saat ini masih dikelola perusahaan lain. Blok migas
tersebut adalah yang kontraknya akan berakhir dalam empat tahun ke
depan.
“Hingga 2020 ada 13 blok yang sudah dipetakan dan sedang
dalam proses evaluasi Pertamina,” ujar Vice President Corporate
Communication Pertamina Wianda Pusponegoro saat berbincang dengan
wartawan di Jakarta, Rabu (11/5)
Dia mengatakan blok migas yang
diincar harus memiliki kandungan minyak atau gas yang besar. Hal ini
untuk mendukung impian Pertamina untuk bisa menyumbang produksi migas
nasional lebih besar kedepannya.
Saat ini produksi migas Pertamina baru berkontribusi 26 persen dari
total produksi nasional. Sebagai perusahaan minyak negara (NOC) peran
Pertamina masih rendah dibandingkan kontribusi NOC lain di negaranya.
NOC
negara tetangga Malaysia, bahkan mampu memberikan konstribusi produksi
migas untuk negaranya mencapai 70 persen. Pertamina menargetkan dengan
mengincar 13 blok migas tersebut, kontribusinya terhadap produksi
nasional bisa meningkat menjadi 50 persen.
Wianda belum mau
menyebutkan blok mana saja yang sedang dilirik Pertamina. Dia hanya
mengatakan dari 13 blok migas tersebut sudah ada dua yang mendapat
respons positif dari pemerintah. Yakni Blok East Kalimantan dan Blok
Sanga-Sanga.
Blok East Kalimantan saat ini dikuasai Chevron
Indonesia dan berakhir pada 2018. Awal tahun lalu, Chevron menyatakan
tidak akan memperpanjang kontrak pengelolaan blok tersebut. Alasannya,
perusahaan asal Amerika Serikat ini ingin fokus pada proyek gas laut
dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD).
Produksi migas di blok ini sebesar 18 ribu barel setara minyak per
hari. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, cadangan minyak area
tersebut mencapai 63,6 juta cadangan tangki barel (MTSB) dan gas 2.317
miliar standar kaki kubik (BSCF). Wianda mengatakan Blok East Kalimantan
sangat strategis karena hasil produksinya sudah langsung diserap oleh
infrastruktur pengolahan Pertamina.
Blok Sanga-Sanga yang dikelola
VICO Indonesia, kontraknya juga akan habis pada 2018. Produksi saat ini
sekitar 39 ribu barel setara minyak per hari. Cadangan minyaknya
mencapai 13,2 MSTB serta gas sebesar 448,96 BSCF.
“Pertamina
sedang mempelajari aspek teknis dan komersial Blok Sanga-sanga dan telah
melakukan workshop bersama pemerintah untuk penyiapan rencana
perusahaan untuk alihkelola pasca-2018,” ujar Wianda.
VICO Indonesia juga masih berhasrat mengelola ladang gas setelah
kontraknya berakhir. Bahkan VICO sudah mengajukan surat perpanjangan
mengelola blok tersebut. Artinya, belum bisa dipastikan Pertamina dapat
mengambil alih Blok Sanga-Sanga pada 2018.
Jika mengacu pada
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 15 tahun
2015, pemerintah memiliki tiga opsi untuk memutuskan pengelolaan blok
migas yang akan berakhir kontraknya. Pertama, perpanjangan kontrak oleh
kontraktor lama. Kedua, pengelolaan oleh Pertamina. Ketiga, pengelolaan
bersama antara kontraktor lama dan Pertamina. [SUMBER]