[NEWS] 19 Mei 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Konflik Laut China Selatan berpotensi
merembet ke Pulau Natuna yang terletak di ujung utara-barat Indonesia.
Pulau Natuna berlokasi di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan
oleh banyak negara.
Sekjen Komite Eksplorasi Nasional (KEN), Muhammad Sani, melihat adanya
tanda-tanda bahwa kedaulatan Indonesia di Pulau Natuna mulai dirongrong
oleh negara lain, yaitu China. Maka Indonesia harus segera mengembangkan
Blok Natuna, maupun wilayah sekitarnya untuk menunjukkan kedaulatan di
sana. Cadangan gas di Natuna yang sudah diketahui sejak 1973 tak boleh
didiamkan begitu saja.
"Harus dinyatakan de facto siapa yang berkuasa. Itu wilayah kita tapi nelayannya dari China, bagaimana itu? Kita harus buktikan kedaulatan kita tegak di sana. Paling tidak ini harus masuk jadi prioritas pembangunan," tegas Sani, seperti dilaporkan Detik.com,Kamis (19/5).
"Harus dinyatakan de facto siapa yang berkuasa. Itu wilayah kita tapi nelayannya dari China, bagaimana itu? Kita harus buktikan kedaulatan kita tegak di sana. Paling tidak ini harus masuk jadi prioritas pembangunan," tegas Sani, seperti dilaporkan Detik.com,Kamis (19/5).
Untuk pengembangan Blok Natuna, dia
menyarankan agar gas tidak dibawa ke Natuna Barat seperti rencana
Pertamina, tapi bangun saja infrastruktur gas, industri petrokimia, dan
infrastruktur dasar lainnya di Natuna Timur. Cara ini diyakininya lebih
ekonomis. Ladang gas ini juga harus menjadi salah satu prioritas
pembangunan pemerintah agar manfaatnya dapat segera dirasakan oleh
rakyat. "Secepatnya, harus ada kebijakan ke arah sana, harus jadi satu
kebijakan Presiden," tutupnya. [SUMBER]