[News] 26 Oktober 2015 UP45 Jakarta, CNN Indonesia 
 -- 
                    PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kontrak 
bernilai jumbo sebesar US$ 13 miliar yang dibuat dengan Cherniere Energy
 Inc merupakan perjanjian jual beli gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) jangka panjang.
Direktur
 Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan kontrak tersebut dibuat 
dengan Corpus Christi Liquefaction LLC, anak usaha Cherniere sebuah 
perusahaan energi asal Texas, di sela kunjungan kerja Presiden Joko 
Widodo (Jokowi) ke Amerika Serikat sampai 29 Oktober 2015 mendatang.
"Dalam
 jangka panjang Indonesia akan impor LNG, jadi kami kontrak dengan 
mereka untuk memasok LNG ke Indonesia," ujar Direktur Utama Pertamina 
Dwi Soetjipto saat ditemui di Kementerian BUMN, Senin (26/10).
Pertamina sendiri baru akan menerima LNG dari Cherniere pada 2019, dengan durasi kontrak selama 20 tahun hingga 2039.
Menurut Dwi perjanjian kerjasama itu akan berbentuk perjanjian kerjasama jual beli dan angkut (sale purchase agreement/SPA). Di mana Pertamina telah setuju untuk membeli sekitar 0,76 juta ton MMBTU LNG dari Cheniere.
Berdasarkan perjanjian ini, Pertamina akan membeli LNG menggunakan skema
 FoB dengan harga pembelian mengacu pada harga indeks bulanan Henry Hub 
ditambah komponen tetap. LNG akan dikirimkan dengan menggunakan tanker 
LNG milik Pertamina.
"Tentu saja ini berkaitan dengan ongkos 
transportasi dan harga jual gas yang rendah seperti ini, kami cari jalan
 keluarnya sehingga tidak rugi dari segi transportasi,” ujar Dwi.
Mantan
 Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk menyatakan perjanjian ini 
konsisten dengan strategi Pertamina untuk mendominasi pasar LNG dan 
menangkap peluang pertumbuhan permintaan gas di Indonesia yang terus 
meningkat dalam beberapa tahun terakhir, utamanya di sektor 
ketenagalistrikan dan industri.
"Perkiraannya pada 2025 kebutuhan impor LNG antara 1,5 -4,4 juta ton MMBTU, nah itu yang kami antisipasi," ujarnya. [SUMBER]
 

 
 
 
 
 
 
 
