[NEWS] 22 Februari 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday-- Pemerintah Rusia menargetkan ekspor batubara ke China sepanjang 2016 bisa meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Wakil Menteri Energi Rusia, Anatoly Yanovsky menyampaikan, ekspor batu hitam Rusia ke China pada 2015 sebesar 19 juta ton menurun cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Negeri Beruang Merah pun menyalurkan pasokan ke negara Asia lainnya. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/2) harga batu bara di ICE Rotterdam untuk kontrak Maret 2016 menguat 0,75 poin atau 1,72% menjadi US$ 44,3 per ton.
Sepanjang pekan kemarin, harga batubara menghijau karena didorong dua faktor utama, yakni menguatnya harga minyak dan penundaan The Fed menaikkaan suku bunga. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, penyerapan China masih sangat besar, karena negara tersebut mengandalkan pasokan listrik sebanyak 95% dari PLTU. Menurut data Bank Dunia, pada 2014 Negeri Panda mengonsumsi 1,962 miliar ton batu hitam.
Bank Dunia memproyeksikan harga batubara menurun 13% pada 2016 menjadi US$50 per ton akibat melemahnya permintaan dan berlebihnya pasokan. Selain itu, industri batubara menghadapi kondisi pasar yang sulit karena kebijakan yang mendukung penggunaan energi bersih di sektor listrik serta murahnya harga gas alam. [SUMBER]
Wakil Menteri Energi Rusia, Anatoly Yanovsky menyampaikan, ekspor batu hitam Rusia ke China pada 2015 sebesar 19 juta ton menurun cukup banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Negeri Beruang Merah pun menyalurkan pasokan ke negara Asia lainnya. Pada penutupan perdagangan Jumat (19/2) harga batu bara di ICE Rotterdam untuk kontrak Maret 2016 menguat 0,75 poin atau 1,72% menjadi US$ 44,3 per ton.
Sepanjang pekan kemarin, harga batubara menghijau karena didorong dua faktor utama, yakni menguatnya harga minyak dan penundaan The Fed menaikkaan suku bunga. Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, penyerapan China masih sangat besar, karena negara tersebut mengandalkan pasokan listrik sebanyak 95% dari PLTU. Menurut data Bank Dunia, pada 2014 Negeri Panda mengonsumsi 1,962 miliar ton batu hitam.
Bank Dunia memproyeksikan harga batubara menurun 13% pada 2016 menjadi US$50 per ton akibat melemahnya permintaan dan berlebihnya pasokan. Selain itu, industri batubara menghadapi kondisi pasar yang sulit karena kebijakan yang mendukung penggunaan energi bersih di sektor listrik serta murahnya harga gas alam. [SUMBER]