[NEWS] 21 Maret 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Sebuah studi dari Konsultan Energi Wood Mackenzie tahun 2008
membuka alasan kenapa kontraktor asing Inpex dan Shell mati-matian
berusaha agar Pemerintah segera memutuskan pengembangan Blok Masela di
Laut Arafuru menggunakan metode offshore alias di lepas pantai, bukan onshore.
Hasil kajian lembaga itu menemukan bahwa, walau teknologinya belum teruji, namun kilang gas terapung (floating liquified natural gas/FLNG Plant) akan membuat keuntungan perusahaan asing itu meningkat 13% dibanding teknologi kilang darat (onshore). "Kami memperkirakan nilai kontraktor, bila memakai opsi FLNG, menjadi lebih dari 13% lebih tinggi dibanding pembangunan yang lebih tradisional dengan gas disalurkan melalui pipa kembali ke daratan di Indonesia," tutur studi Wood Mackenzie seperti dilaporkan dalam InvestorDaily.com, Senin (21/3).
Selain itu, studi itu juga mengakui bahwa teknologi FLNG sebenarnya belum teruji dalam pelaksanaan di lapangan. Namun bila dibandingkan dengan opsi onshore, maka secara biaya sudah pasti lebih rendah.
Studi itu menunjukkan bahwa apabila pengembangan ladang gas itu memakai model onshore, maka tantangan teknisnya juga besar. Daratan terdekat yang dianggap paling cocok untuk dijadikan kilang adalah di Timor Barat, atau tepatnya Provinsi NTT.[SUMBER]
Hasil kajian lembaga itu menemukan bahwa, walau teknologinya belum teruji, namun kilang gas terapung (floating liquified natural gas/FLNG Plant) akan membuat keuntungan perusahaan asing itu meningkat 13% dibanding teknologi kilang darat (onshore). "Kami memperkirakan nilai kontraktor, bila memakai opsi FLNG, menjadi lebih dari 13% lebih tinggi dibanding pembangunan yang lebih tradisional dengan gas disalurkan melalui pipa kembali ke daratan di Indonesia," tutur studi Wood Mackenzie seperti dilaporkan dalam InvestorDaily.com, Senin (21/3).
Selain itu, studi itu juga mengakui bahwa teknologi FLNG sebenarnya belum teruji dalam pelaksanaan di lapangan. Namun bila dibandingkan dengan opsi onshore, maka secara biaya sudah pasti lebih rendah.
Studi itu menunjukkan bahwa apabila pengembangan ladang gas itu memakai model onshore, maka tantangan teknisnya juga besar. Daratan terdekat yang dianggap paling cocok untuk dijadikan kilang adalah di Timor Barat, atau tepatnya Provinsi NTT.[SUMBER]