[NEWS] 20 April 2016 UP45 Jakarta, Metrotvnews.com- PT Pertamina (Persero) menyatakan Indonesia sudah tidak akan
ketergantungan dengan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) lagi setelah
seluruh proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) selesai.
Diprediksi, pada 2024 Indonesia bisa bebas dari impor.
Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmat Hardadi, mengungkapkan, setelah proyek RDMP selesai, maka kapasitas kilang Pertamina akan mencapai 2,2 juta barel per hari. Kapasitas ini sudah dapat memenuhi permintaan BBM nasional.
Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmat Hardadi, mengungkapkan, setelah proyek RDMP selesai, maka kapasitas kilang Pertamina akan mencapai 2,2 juta barel per hari. Kapasitas ini sudah dapat memenuhi permintaan BBM nasional.
"Kalau RDMP selesai, dua GRR selesai, 2024 kita sudah tidak impor, sudah
mandiri. Kapasitas kilang kita sudah 2,2 juta barel per hari," kata
Rachmat, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR-RI, di
Senayan, Jakarta, Selasa (19/4/2016) malam.
Rachmat menjelaskan, beberapa kilang yang akan menambahkan kapasitas kilang di antaranya adalah RFCC Cilacap dan Kilang TPPI. RFCC Cilacap akan menambah kapasitas sekitar 91.000 barel per hari yang terdiri dari 61.000 barel per hari BBM dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 atau setara Pertamax dan 30.000 barel per hari BBM jenis premium. Kemudian kilang TPPI akan memproduksi 87.000 barel per hari.
"Dengan beroperasinya RFCC Cilacap dan kilang TPPI, impor premium berkurang 40 persen dan impor solar berkurang 32 sampai 34 persen," jelas Rachmat.
Saat ini, tambah Rachmat, perusahaan pelat merah bersama anak-anak usahanya baru mengoperasikan kilang dengan kapasitas 900.000 barel per hari. Oleh karenanya, sangat diperlukan proyek-proyek peremajaan kilang dan pembangunan kilang baru. [SUMBER]
Rachmat menjelaskan, beberapa kilang yang akan menambahkan kapasitas kilang di antaranya adalah RFCC Cilacap dan Kilang TPPI. RFCC Cilacap akan menambah kapasitas sekitar 91.000 barel per hari yang terdiri dari 61.000 barel per hari BBM dengan kadar Research Octane Number (RON) 92 atau setara Pertamax dan 30.000 barel per hari BBM jenis premium. Kemudian kilang TPPI akan memproduksi 87.000 barel per hari.
"Dengan beroperasinya RFCC Cilacap dan kilang TPPI, impor premium berkurang 40 persen dan impor solar berkurang 32 sampai 34 persen," jelas Rachmat.
Saat ini, tambah Rachmat, perusahaan pelat merah bersama anak-anak usahanya baru mengoperasikan kilang dengan kapasitas 900.000 barel per hari. Oleh karenanya, sangat diperlukan proyek-proyek peremajaan kilang dan pembangunan kilang baru. [SUMBER]