[NEWS] 4 April 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Setelah melalui proses lelang, Pemerintah segera menyalurkan converter
kit untuk nelayan di Sembilan wilayah Indonesia. Pembagian converter kit
bagi nelayan selain wujud kepedulian pemerintah kepada nelayan untuk
menurunkan biaya bahan bakar juga merupakan bagian dari program konversi
BBM ke Gas dimana sebagian besar nelayan masih menggunakan solar untuk
melaut.
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja belum lama ini.
Pemanfaatan gas sebagai bahan bakar untuk kapal penangkap ikan nelayan akan membawa tiga keuntungan bagi nelayan, pertama penghasilan nelayan akan meningkat seiring menurunnya pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar, kedua availability, ketersediaan lebih mudah jika dibandingkan membeli solar dan ketiga lebih ramah lingkungan.
“Sekitar pertengahan bulan April akan kita lelang, terus kita harapkan setelah lelang, bulan Mei sudah mulai disebarkan,” ujarnya.
Wiratmaja menegaskan, Pemerintah akan membatasi pemberian converter kit bagi nelayan-nelayan kecil yang kapasitas kapalnya dibawah 5 gross tone (GT).
“Pembagian converter kit akan dialokasikan bagi nelayan-nelayan kecil yakni dengan kapasitas kapal dibawah 5 groos ton dan mesinnya yang bisa kita gantikan dulu. Wilayahnya ada Sembilan ada yang tersebar di Jawa Barat, Bali, Sumatera dan Kalimantan dan kita harapkan bulan September sudah seluruhnya diberikan,” tuturnya.
Wiratmaja mengungkapkan, pembagian converter kit khususnya para nelayan merupakan wujud kepedulian Pemerintah kepada nelayan sekaligus merupakan bagian dari program percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas.
“Pengalihan bahan bakar dari BBM ke Gas ini memberikan manfaat penghematan bagi nelayan mencapai 60% dengan perhitungan, satu tabung LPG berukuran 3 kg seharga sekitar Rp 20-25 ribu dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut sekitar 3 hari. Sementara jika menggunakan BBM, tiap kali melaut memerlukan BBM sebanyak 2 liter atau sekitar Rp18-20 ribu per hari atau sekitar Rp 54-60 ribu untuk 3 hari,” pungkasnya. [SUMBER]
Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja belum lama ini.
Pemanfaatan gas sebagai bahan bakar untuk kapal penangkap ikan nelayan akan membawa tiga keuntungan bagi nelayan, pertama penghasilan nelayan akan meningkat seiring menurunnya pengeluaran untuk konsumsi bahan bakar, kedua availability, ketersediaan lebih mudah jika dibandingkan membeli solar dan ketiga lebih ramah lingkungan.
“Sekitar pertengahan bulan April akan kita lelang, terus kita harapkan setelah lelang, bulan Mei sudah mulai disebarkan,” ujarnya.
Wiratmaja menegaskan, Pemerintah akan membatasi pemberian converter kit bagi nelayan-nelayan kecil yang kapasitas kapalnya dibawah 5 gross tone (GT).
“Pembagian converter kit akan dialokasikan bagi nelayan-nelayan kecil yakni dengan kapasitas kapal dibawah 5 groos ton dan mesinnya yang bisa kita gantikan dulu. Wilayahnya ada Sembilan ada yang tersebar di Jawa Barat, Bali, Sumatera dan Kalimantan dan kita harapkan bulan September sudah seluruhnya diberikan,” tuturnya.
Wiratmaja mengungkapkan, pembagian converter kit khususnya para nelayan merupakan wujud kepedulian Pemerintah kepada nelayan sekaligus merupakan bagian dari program percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas.
“Pengalihan bahan bakar dari BBM ke Gas ini memberikan manfaat penghematan bagi nelayan mencapai 60% dengan perhitungan, satu tabung LPG berukuran 3 kg seharga sekitar Rp 20-25 ribu dan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk melaut sekitar 3 hari. Sementara jika menggunakan BBM, tiap kali melaut memerlukan BBM sebanyak 2 liter atau sekitar Rp18-20 ribu per hari atau sekitar Rp 54-60 ribu untuk 3 hari,” pungkasnya. [SUMBER]