[NEWS] 22 April 2016 UP45 Jakarta, Katadata- Harga komoditas pangan (komponen volatile food) tidak ada yang naik
secara signifikan. “Saya kira ini sudah stabilisasi. April bisa deflasi
0,3 persen.”
Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) berdampak terhadap penurunan
harga barang-barang. Inilah salah satu faktor yang mendasari perkiraan
Bank Indonesia (BI), bahwa bulan April akan terjadi deflasi sebesar 0,3
persen. Sementara itu, laju inflasi terjaga karena harga pangan juga
tidak naik signifikan.
Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi
Moneter BI Juda Agung mengatakan, potensi deflasi pada April didukung
oleh penurunan harga BBM jenis Premium an Solar sebesar Rp 500 per liter
sejak awal April lalu. Hal ini diikuti oleh himbauan pemerintah agar
tarif transportasi umum ikut turun sebesar empat persen. Inilah yang
menyebabkan penurunan komponen inflasi dari harga yang diatur pemerintah
(administered price), seperti harga BBM, tarif dasar listrik (TDL) dan tarif transportasi, berpotensi menyebabkan deflasi pada April.
Di sisi lain, Juda melihat, harga komoditas pangan (komponen volatile food)
tidak ada yang naik secara signifikan. “Saya kira ini sudah
stabilisasi. April bisa deflasi 0,3 persen,” katanya seusai Rapat Dewan
Gubernur (RDG) BI di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/4).
Sekadar informasi, laju inflasi sejak awal tahun ini memang cenderung
rendah. Jika pada Januari lalu terjadi inflasi sebesar 0,51 persen,
sebulan berselang malah deflasi 0,09 persen. Adapun pada Maret lalu
kembali terjadi inflasi sebesar 0,19 persen atau secara tahunan (year on year)
mencapai 4,45 persen, yang lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar
6,38 persen. Artinya inflasi tahun kalender jika April terjadi deflasi
0,3 persen, yaitu sebesar 0,31 persen.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat
Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo juga memperkirakan deflasi akan
terjadi pada April ini. Penurunan tarif angkutan umum yang baru terasa
dampaknya mulai pertengahan April, sehingga peluang terjadinya deflasi
semakin besar. Apalagi, bobot harga BBM terhadap inflasi mencapai
sebesar 3,61 persen. Penurunan Tarif Dasar Listrik (TDL) juga mendorong
deflasi, karena bobotnya 2,5 persen.
Di sisi lain, dia menilai, potensi deflasi semakin besar kalau
pemerintah bisa menjaga harga bawang merah dan cabai rawit. Meski bobot
cabai rawit, cabai merah, dan bawang merah terhadap inflasi cenderung
kecil, yaitu masing-masing 0,19 persen, 0,69 persen, dan 0,66 persen.
“Saya kira indikasinya, kalau tidak ada yang lain, bawang merah dan
putih, cabai merah dan rawit itu bisa dijaga. Saya kira, April punya
peluang deflasi,” ujar Sasmito. [SUMBER]