[NEWS] 11 Mei 2016 UP45 Pangkalan Bun, Metrotvnews.com- Prospek ekspor minyak sawit Indonesia di pasar dunia selama 2016 masih
dibayangi dengan ketidakpastian di tengah kondisi perekonomian
internasional yang lesu serta berkurangnya impor dari beberapa negara.
"Selain kondisi perekonomian dunia yang lesu, dampak adanya el nino juga ikut mempengaruhi produksi sawit nasional," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Rimbun Situmorang kepada pers, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/5/2016).
"Selain kondisi perekonomian dunia yang lesu, dampak adanya el nino juga ikut mempengaruhi produksi sawit nasional," kata Direktur Utama PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, Rimbun Situmorang kepada pers, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, seperti dikutip dari Antara, Rabu (11/5/2016).
Menurutnya, akibat dampak el nino maka sampai dua tahun mendatang
produksi minyak sawit akan turun 15-20 persen dan kondisi itu dialami
hampir di semua perusahaan di Indonesia. Kondisi itu akan berbeda jika
usia pohon sawit sudah berusia 10 tahun maka produksi tandan buah segar
(TBS) akan turun, sebaliknya kalau usia pohon di bawah 10 tahun maka
produksi TBS meningkat.
Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut, katanya, maka
industri sawit jika ingin tetap bertahan maka harus melakukan efisiensi
di berbagai bidang, seperti dengan menekan biaya produksi.
"Kalau untuk melakukan efisiensi pasti akan kita lakukan tapi kalau sudah menyangkut alam maka siapapun tak akan mampu menolaknya," tambah dia.
Dia mengatakan industri sawit nasional ke depan juga masih terus menghadapi tantangan dengan masih gencarnya kampanye hitam yang dilakukan negara barat sebagai produsen minyak nabati melalui lembaga swadaya lokal dan asing.
"Kalau untuk melakukan efisiensi pasti akan kita lakukan tapi kalau sudah menyangkut alam maka siapapun tak akan mampu menolaknya," tambah dia.
Dia mengatakan industri sawit nasional ke depan juga masih terus menghadapi tantangan dengan masih gencarnya kampanye hitam yang dilakukan negara barat sebagai produsen minyak nabati melalui lembaga swadaya lokal dan asing.
Selain itu, dia memperkirakan kampanye hitam terhadap sawit Indonesia
tak akan berhenti walaupun berbagai upaya perbaikan sudah dilakukan.
"Isu kampanye hitam memang seksi dan akan terus ada dihembuskan negara
barat dan tak mungkin ditiadakan," tegasnya.
Menurutnya, selama ada persaingan komoditas (antara minyak nabati seperti kedelai dan minyak sawit) maka kampanye hitam akan terus ada. [SUMBER]
Menurutnya, selama ada persaingan komoditas (antara minyak nabati seperti kedelai dan minyak sawit) maka kampanye hitam akan terus ada. [SUMBER]