[NEWS] 09 Juni 2016 UP45 Jakarta, Metrotvnes.com- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menagih kejelasan dimulainya proyek
PLTU di Batang, Jawa Tengah, ke Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Jokowi menagih setelah sempat meleset menghitung persoalan pembebasan
lahan yang membuat proyek terhenti selama empat tahun.
Jokowi sempat menjanjikan penyelesaian lahan hanya dalam waktu enam bulan. Sayangnya, harus kembali mundur enam bulan. Ketika persoalan lahan selesai, Jokowi langsung menyampaikannya kepada Shinzo Abe.
Jokowi sempat menjanjikan penyelesaian lahan hanya dalam waktu enam bulan. Sayangnya, harus kembali mundur enam bulan. Ketika persoalan lahan selesai, Jokowi langsung menyampaikannya kepada Shinzo Abe.
"Waktu bertemu saya sampaikan sudah selesai. Sekarang saya tanya
gantian, PM, closingnya kapan?" ujar Jokowi saat menceritakan perjalanan
panjang PLTU Batang setelah penandatanganan Financial Close di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2016).
Ternyata, kata Jokowi, financial close sudah diserahkan. Artinya, proyek bisa berjalan meski sedikit terlambat dari yang dijanjikan.
Pertaruhan Reputasi Pemerintah
Menagih kepada PM Jepang bukan tanpa alasan. Jokowi menyebut, pemerintah perlu meminta ketegasan kapan proyek selesai.
Sesuai target, proyek direncanakan beres 2019. Apabila PLTU Batang tak selesai sesuai target, 'byarpet' akan meluas karena setiap tahun kebutuhan listrik bertambah.
"Kalau ini tidak selesai, investor mikir-mikir (berinvestasi di Indonesia). Apabila selesai, ini menjadi pesan pemerintah sudah menyelesaikan masalah," tegas mantan Wali Kota Solo ini.
Ternyata, kata Jokowi, financial close sudah diserahkan. Artinya, proyek bisa berjalan meski sedikit terlambat dari yang dijanjikan.
Pertaruhan Reputasi Pemerintah
Menagih kepada PM Jepang bukan tanpa alasan. Jokowi menyebut, pemerintah perlu meminta ketegasan kapan proyek selesai.
Sesuai target, proyek direncanakan beres 2019. Apabila PLTU Batang tak selesai sesuai target, 'byarpet' akan meluas karena setiap tahun kebutuhan listrik bertambah.
"Kalau ini tidak selesai, investor mikir-mikir (berinvestasi di Indonesia). Apabila selesai, ini menjadi pesan pemerintah sudah menyelesaikan masalah," tegas mantan Wali Kota Solo ini.
Jokowi meminta investor bekerja keras menyelesaikan proyek ini. Ia akan
ikut memastikan kelancaran pembangunan dengan dua atau tiga kali
mengunjungi proyek.
Ketersediaan listrik, jelas Jokowi, tak melulu berurusan dengan industri besar dan menengah. Listrik juga menjadi kebutuhan penting industri kecil dan rumahan.
Tak hanya itu, ketersediaan listrik sangat dibutuhkan siswa siswi untuk belajar di malam hari. Jokowi tak mau persoalan listrik dianggap enteng. "Kalau byarpet, belajar juga tidak termotivasi," ucap dia. [SUMBER]
Ketersediaan listrik, jelas Jokowi, tak melulu berurusan dengan industri besar dan menengah. Listrik juga menjadi kebutuhan penting industri kecil dan rumahan.
Tak hanya itu, ketersediaan listrik sangat dibutuhkan siswa siswi untuk belajar di malam hari. Jokowi tak mau persoalan listrik dianggap enteng. "Kalau byarpet, belajar juga tidak termotivasi," ucap dia. [SUMBER]