[NEWS] 01 Juni 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- PT Pertamina (Persero)
masih mencatat kerugian penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium
sepanjang 2015. Kerugian itu ditaksir mencapai Rp 76,7 miliar.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjitpto mengakui, meski perusahaan pelat merah ini membukukan laba bersih sebesar US$ 1,42 miliar atau sekitar Rp 18,46 triliun (asumsi kurs dolar Rp 13.000 per US$) sepanjang 2015, masih ada kerugian akibat penjualan premium sebesar US$ 5,9 juta atau Rp 76,7 miliar.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjitpto mengakui, meski perusahaan pelat merah ini membukukan laba bersih sebesar US$ 1,42 miliar atau sekitar Rp 18,46 triliun (asumsi kurs dolar Rp 13.000 per US$) sepanjang 2015, masih ada kerugian akibat penjualan premium sebesar US$ 5,9 juta atau Rp 76,7 miliar.
"Penjualan premium penugasan kita minus US$ 5,9 juta," ujar Dwi, seperti dilansir Metrotvnews.com,
Rabu (1/6). Dwi mengatakan, kerugian ini sudah turun dibandingkan
kerugian sebelumnya yang tercatat mencapai Rp 12 triliun. Turunnya
kerugian tersebut semakin lama semakin membaik di penghujung 2015.
Sehingga sampai akhir 2015 hanya tercatat kerugian Rp 76,7 miliar.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang menambahkan, penjualan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 88 secara keseluruhan mencapai 27,96 juta kiloliter (kl) atau turun 2 juta kl dari periode sebelumnya 29,61 juta kl. Ahmad menjelaskan, penurunan konsumsi premium karena masyarakat mulai beralih menggunakan BBM jenis lain seperti Pertamax dan Pertalite. Menurut catatan perseroan, sampai akhir 2015 penjualan Pertamax dan Pertalite terus mengalami kenaikan. [SUMBER]
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang menambahkan, penjualan bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) 88 secara keseluruhan mencapai 27,96 juta kiloliter (kl) atau turun 2 juta kl dari periode sebelumnya 29,61 juta kl. Ahmad menjelaskan, penurunan konsumsi premium karena masyarakat mulai beralih menggunakan BBM jenis lain seperti Pertamax dan Pertalite. Menurut catatan perseroan, sampai akhir 2015 penjualan Pertamax dan Pertalite terus mengalami kenaikan. [SUMBER]