[NEWS] 10 Oktober 2016 UP45, Jakarta, EnergiToday-- PT Pertamina (Persero) 
mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi untuk mengembangkan gas 
alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Setidaknya permasalahan ini 
menjadi alasan lebih mahalnya harga gas di Indonesia dibandingkan dengan
 negara lain.
Vice President LNG Pertamina Didik 
Sasongko Widi mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan harga gas 
mahal adalah infrastruktur. Pasalnya ketersediaan infrastruktur gas di 
Indonesia masih kalah dibandingkan dengan infrastruktur untuk Bahan 
Bakar Minyak (BBM). "Infrastruktur kita saat ini dengan negara seperti 
Malaysia itu memang menyedihkan. Belum ada (infrstruktur gas yang 
memadai) yang lengkap itu infrastruktur BBM," ujar Didik, di kantor 
pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10).
Selain infrastruktur, diperlukan adanya 
pengendali dari rencana pembangunan serta penetapan harga gas dari satu 
pihak. Salah satu pilihannya adalah dengan menunjuk agregator tunggal 
dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang energi.
Dirinya menambahkan, cadangan gas di Indonesia juga terus berkurang setiap tahunnya. Dari sumber gas yang ada, hanya Mahakam dan Tangguh yang memiliki stok jangka panjang sementra sisanya hanya mampu menyediakan gas untuk lima hingga 10 tahun. [ SUMBER]
 

 
 
 
 
 
 
 
