ANDARO PRODUKSI 12,72 Mt BATUBARA DI 2Q2015

[News] 08 Juli 2015 UP45 MigasReview, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk selama kuartal kedua 2015 memproduksi 12,72 juta ton (Mt) batubara melalui PT Adaro Indonesia (AI) dan PT Semesta Centramas (SCM), atau turun 8% dari periode yang sama tahun lalu.
Akibatnya, seperti disebutkan perusahaan dalam laporan kinerjanya, Jumat (7/8), total produksi batubara pada semester pertama tahun ini mencapai 25,88Mt, atau 7% lebih rendah daripada 1H14, sebagai akibat tingginya pasokan batubara di pasar serta penurunan pertumbuhan permintaan.
Pemindahan lapisan penutup pada kuartal ini mencapai 74,24 million bank cubic meter (Mbcm), atau turun 9% dari 2Q14, yang sejalan dengan pengurangan nisbah kupas untuk 2015 yang ditetapkan sebesar 5,33x. Nisbah kupas gabungan dari keempat tambang pada kuartal ini mencapai 5,84 dan mencapai 5,27 pada semester pertama ini. Penjualan batubara Adaro pada kuartal ini mencapai 13.15 Mt, atau turun 9% dari 2Q14.
Sebagai bagian dari strategi optimalisasi aset batubaranya, Adaro terus meningkatkan penjualan E4900, yang meliputi 66% dari total penjualan pada kuartal ini.  Penjualan E4900 naik 10%, sedangkan penjualan E5000 dan E4000 masing-masing turun 24% dan 78% dari 2Q14. Kondisi pasar batubara bernilai kalori rendah sangat sulit akibat melimpahnya pasokan batubara peringkat 4.000 kkal/kg.
Pasar batubara masih sulit dalam jangka pendek. Adaro terus meningkatkan kesempurnaan operasi dan telah mengimplementasikan inisiatif-inisiatif peningkatan produktivitas dan memperbaiki biaya kas. Selain itu, Adaro tetap menjaga pasokan yang andal untuk para pelanggan dan sebagian besar negosiasi harga untuk tahun ini telah dirampungkan.
Adaro melanjutkan pengembangan bisnis-bisnis non pertambangan batubara, termasuk jasa pertambangan, logistik, dan ketenagalistrikan. Bisnis jasa pertambangan dan logistik berjalan dengan baik, dan Adaro juga telah mencapai perkembangan yang berarti dalam proyek ketenagalistrikannya.
Bidang-bidang usaha pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, dan ketenagalistrikan bersama-sama membentuk tiga pilar pertumbuhan Adaro Energy.
Di tengan kondisi pasar yang sulit, Adaro Energy bertahan dengan baik, dan tetap bertahan di jalur yang tepat untuk menciptakan nilai maksimum yang berkelanjutan untuk batubara Indonesia. Ketidakstabilan yang saat ini terjadi di pasar komoditas menekankan pentingnya langkah strategis Adaro untuk melakukan diversifikasi bisnisnya dengan memasuki sektor ketenagalistrikan yang akan memberikan pertumbuhan yang lebih stabil.
Pada 2Q15, Adaro terus mencapai kemajuan yang baik dalam pengembangan bisnis ketenagalistrikan. Seiring langkahnya menversifikasi model bisnis dan bergerak ke hilir menuju sektor ketenagalistrikan, Adaro bertujuan untuk menjadi pemain utama di sektor ketenagalistrikan Indonesia. Adaro berkomitmen untuk mendukung rencana strategis pemerintah Republik Indonesia untuk membangun pembangkit listrik berkapasitas 35 gigawatt (GW) dalam lima tahun ke depan, yang sebagian besar akan merupakan pembangkit berbahan bakar batubara.
Analisis Pasar Batubara
Tingkat pasokan tetap bertahan akibat penurunan biaya kas. Depresiasi mata uang dan penurunan harga bahan bakar minyak di negara-negara penghasil batubara utama terus memberikan ruang gerak pada sisi biaya jangka pendek bagi para produsen batubara. Walaupun harga batubara menurun, penurunan biaya memungkinkan produsen utama batubara untuk terus melakukan produksi, yang sebagian bertujuan untuk mendapatkan pangsa pasar, terutama di Australia yang diperkirakan akan sedikit meningkatkan produksi sebesar 2% pada 1H15.
Hal ini mengakibatkan penurunan harga Global Coal Newcastle sekitar 17% pada semester pertama tahun ini. Walaupun pembangkit listrik China meningkat 3% pada semester pertama tahun ini, pertumbuhan permintaan batubara dari China tetap lemah. PLTA China naik 14% dan menjadi sumber utama untuk peningkatan dalam sektor ketenagalistrikan. Pada semester pertama tahun ini, pasokan batubara di China turun signifikan sebesar  sekitar 48%.
Produksi batubara domestik China turun 9% sementara impor batubara turun 39% menjadi 178,2 Mt. Impor batubara peringkat rendah China, yang mengalami peningkatan tertinggi pada tahun 2014 daripada jenis-jenis batubara lainnya, turun 35% atau 13 Mt year-on-year dibandingkan 1H14.
Total impor yang dibukukan oleh China ini merupakan impor batubara terendah ke China dalam tiga tahun terakhir. Menambahkan terhadap penurunan pasokan batubara, pembangkit listrik berbahan bakar batubara China juga memiliki pasokan yang baik dengan rata-rata stockpile yang mencapai dua puluh hari per akhirJuni 2015.
Permintaan China yang rendah dan pelanggan China yang mengambil sikap untuk menunggu  perkembangan selanjutnya juga menekan penurunan harga batubara impor. Walaupun China memberikan banyak tantangan, terutama yang berkaitan dengan masalah lingkungan, Adaro dapat menjual sekitar 18% dari batubaranya ke pasar China pada semester pertama tahun ini. Di India, impor batubara termal meningkat sebesar 15,6 Mt selama semester pertama 2015, di mana lebih dari 59% dari peningkatan tersebut berasal dari Indonesia. Penurunan pada power plant load factors (PLF) India menyebabkan tingkat persediaan harian rata-rata di pembangkit listrik meningkat menjadi kira-kira 22 hari. PLF India terlihat menurun ke 59% per akhir Juni 2015, atau PLF terendah sejak Agustus 2013. India merupakan pasar terbesar ketiga bagi Adaro pada 1H15, yang meliputi 10,34% dari penjualan.
Di Indonesia sendiri, walaupun produsen batubara domestik mulai menurunkan volume produksi mereka, kelebihan pasokan batubara di pasar masih dan terus memberikan tekanan terhadap harga. Diperkirakan bahwa telah terjadi penurunan terhadap volume produksi batubara termal Indonesia pada semester pertama tahun ini karena penurunan hargamenekan produsen batubara untuk mengurangi volume yang tidak menguntungkan. Harga batubara sub-bituminus Indonesia (ICI3) sekitar 17% lebih rendah pada 1H15 dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. [SUMBER]