RESMIKAN 3 PROYEK MIGAS, PERTAMINA BISA HEMAT Rp 213,7 MILIAR/HARI

[News] 27 November 2015 UP45 PT Pertamina (Persero) hari ini meresmikan 3 proyek minyak dan gas bumi, yakni proyek pengoperasian Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) di dan Proyek Langit Biru Cilacap, serta peremajaan dan peningkatan kapasitas produksi di Kilang Cilacap, Jawa Tengah.

Ketiga proyek ini dapat membuat BUMN ini hemat US$ 15,6 juta/hari atau sekitar Rp 213,7 miliar (kurs Rp 13.700). Peresmian ketiga proyek ini dilakukan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada 1 proyek yang sudah beroperasi, dan 2 proyek baru dimulai pembangunannya hari ini.

"Total ketiga proyek ini membuat kami dapat meningkatkan penerimaan segaligus penghematan US$ 15,6 juta/hari. Penghematan tersebut didapat dari penghematan impor BBM, elpiji, dan lainnya," kata Dwi, di acara peresmian ketiga proyek tersebut, di Kilang Minyak Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (26/11/2015).

Dwi merinci, proyek pertama yakni RFCC, akan membuat penghematan impor total senilai US$ 3,6 juta/hari. Kemudian proyek kedua yakni Proyek Langit Biru Cilacap, akan membuat Pertamina hemat sekitar US$ 1,5 juta/hari. Sedangkan proyek peremajaan dan peningkatan kapasitas kilang Cilacap atau Refinery Development Master Plan (RDMP) dapt menghemat US$ 10,53 juta/hari.

"Dengan adanya RDMP Cilacap, akan meningkatkan produksi Pertamax 40.000 barel per hari, Avtur sebanyak 40.000 barel per hari, solar sebanyak 60 barel per hari, aromatik 750 ton per hari, Polypropylene 472 ton per hari," ungkap Dwi.

"Ini belum termasuk tambahan penerimaan dan penghematan impor BBM dengan beroperasinya kilang TPPI di Tuban sebanyak US$ 6,4 juta per hari," tambah Dwi.

Sehingga bila di total 3 proyek dan 1 proyek TPPI, maka bila proyek tersebut sudah beroperasi optimal, maka Pertamina bisa hemat US$ 22 juta per hari.
Berikut Rincian 3 Proyek Pertamina


1. Proyek Langit Biru Cilacap (Belum Beroperasi)


Pertamina menetapkan JGC Corporation sebagai kontraktor engineering, procurement, and construction senilai US$ 392 juta. Proyek ini dapat menambah produksi Pertamax di Kilang Cilacap sebanyak 91.000 barel per hari.

Proyek Langit Biru Cilacap, atau Cilacap Blue Sky Project, merupakan salah satu proyek peningkatan spesifikasi dari Premium ke Pertamax. Proyek ini adalah kelanjutan dari kelanjutan dari Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang telah tuntas dan beroperasi sejak Oktober 2015.

Proyek yang ditargetkan tuntas dalam waktu 34 bulan sejak penandatanganan kontrak sejak hari ini. 


2. Proyek RDMP di Kilang Cilacap (Belum Beroperasi)


PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menandatangani head of agreement (HoA) untuk pelaksanaan proyek upgrading Refinery Unit IV Cilacap dengan nilai investasi US$ 5,5 miliar.

Upgrading RU IV Cilacap memungkinkan kilang terbesar di Indonesia tersebut memiliki keekonomian yang meningkat melalui tiga parameter kunci, yaitu peningkatan kapasitas total crude distillate unit (CDU) dari sekitar 345.000 barel per hari menjadi 370.000 barel per hari.

Kompleksitas kilang meningkat dari 3 menjadi 9 dan peningkatan hasil produksi dengan nilai tinggi dari semula sekitar 73% menjadi 96%.

Setelah penandatanganan HoA, Pertamina dan Saudi Aramco akan melaksanakan site preparation dan basic engineering design pada tahun depan. Apabila front end engineering design (FEED) dapat tuntas pada 2017, dan EPC dimulai pada 2018, maka diharapkan upgrading RU IV CIlacap akan tuntas dan beroperasi pada akhir tahun 2021.


3. Proyek RFCC di Kilang Cilacap (Telah Beroperasi)


RFCC akan mengolah feed stock berupa LSWR (Low Sulfur Waxy Residue) sebanyak 62.000 barel per hari, yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II menjadi produk bernilai tinggi, yaitu HOMC, peningkatan produksi LPG dan produk baru Propylene. Proyek dengan nilai investasi US$846,89 juta tersebut dilaksanakan oleh konsorsium Adhi-GS E&C.

RFCC memiliki 21 unit equipment dan telah sukses beroperasi dan meneteskan produk perdananya pada 30 September 2015. Pada saat beroperasi 100%, RFCC dapat memproduksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, 1.066 ton per hari LPG, dan 430 ton per hari propylene. 

Dari produksi HOMC tersebut, sebagian besarnya diproses lebih lanjut untuk diproduksikan menjadi Premium. Saat ini, produksi Premium dari kilang Cilacap sebanyak 61.000 barel per hari dan dengan beroperasinya RFCC, produksi Premium dari Kilang Cilacap akan menjadi 91.000 barel per hari sehingga impor Premium dapat ditekan. [SUMBER]