[NEWS] 06 Februari 2016 UP45 Penggunaan energi gas ternyata lebih hemat dibandingkan penggunaan energi minyak bumi.
Dream - Sepanjang 2015, PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menyalurkan gas bumi sebesar 1.586 juta
kaki kubik per hari (MMScfd), jumlah ini membuat Indonesia menghemat Rp
88,03 triliun.
Hal tersebut terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara
Komisi VII DPR dengan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) IGN
Wiratmaja Puja, dengan Direksi PT Pertamina (Persero) dan PT PGN.
"Hingga akhir Januari 2016 PGN sudah membangun infrastruktur pipa
sepanjang 6.971 kilometer (km). Ini merepresentasikan sekitar 76% dari
jaringan pipa gas hilir di Indonesia," kata Direktur Utama PGN Hendi
Prio Santoso, dalam paparannya.
Dalam keterangan persnya, Kamis, 4 Februari 2016, Hendi mengatakan,
dengan infrastruktur pipa tersebut, sepanjang 2015 PGN mengelola dan
menyalurkan gas bumi sebanyak 1.586 MMScfd. Ini setara dengan penggunaan
286.000 barel minyak per hari. Pengelolaan ini setara dengan 22% dari
seluruh pemanfaatan gas bumi di Indonesia.
Ketua Komisi VII DPR, Gus Irawan Pasaribu 'kaget' mengetahui besarnya
potensi penghematan nasional bagi negara dari penggunaan gas bumi.
Apalagi produksi gas bumi Indonesia masih sangat besar, dan sebagian
masih dijual ke luar negeri.
"Loh ini besar sekali angka penghematannya, kenapa ini kita tidak
dorong. Bayangkan saja, tahun 2015 Indonesia bisa hemat Rp 88 triliun
walaupun harga minyak sedang turun. Kalau harga minyak tinggi, saya
yakin penghematannya bisa jauh lebih besar," kata Gus Irawan.
Apalagi kata Gus Irawan, PGN sudah menyalurkan gas bumi yang harganya
jauh lebih murah dibandingkan penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG)
bagi rumah tangga di Indonesia. Selain itu, penggunaan gas bumi
diberikan tanpa subsidi, artinya tidak membebani negara.
"Dari paparan PGN, mereka menyalurkan gas bumi untuk rumah tangga
sebanyak 107.690 rumah, jumlah ini cukup besar walaupun tadi dibilang
penyaluran gas ini tidak ekonomis bagi PGN. Ini harusnya kita apresiasi,
ada BUMN seperti PGN yang bangun jaringan gas tanpa uang negara (APBN)
walau tidak ekonomis, mau menyalurkan gas untuk rumah tangga sebanyak
itu," jelasnya.
"Ini harus kita dorong, apalagi gas kita banyak, sebelumnya banyak
kita ekspor, walau dari tahun lalu ekspor makin berkurang dan produksi
gas kita banyak digunakan ke domestik," tutup Gus Irawan.[SUMBER]