[NEWS] 09 Februari 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday-- Melalui kebijakan yang
transparan serta memangkas mata rantai dalam proses pengadaan minyak
mentah serta produk BBM yang sebelumnya dijalankan PT Pertamina Energy
Trading Ltd (Petral), Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina berhasil
mencatatkan efisiensi bagi perusahaan senilai US$ 208,1 juta atau setara
Rp 2,87 triliun (kurs Rp 13.800) sepanjang 2015. Capaian efisiensi
tersebut diperoleh melalui lima program terobosan ISC yang disebut
dengan fase ISC 1.0.
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, lima program fase ISC 1.0 itu adalah memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina.
Wianda menjelaskan, yang menjadi terobosan lainnya adalah dengan pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan.
“ISC 1.0 juga menerapkan terobosan lain berupa penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT),” ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima energitoday di Jakarta.
Wianda mengungkapkan, keberadaan ISC sangat penting untuk membuka transparansi seluas-luasnya supaya banyak mitra terpilih yang ikut serta. Dengan demikian, ada perubahan yang signifikan berupa penghematan.
“Kami bisa memangkas rantai suplai pengadaan impor, dimana untuk minyak maupun produk, Indonesia masih. Ini yang kami kejar terus,” tuturnya.
Sebagai informasi, transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Perkuatan ISC dengan mengembalikan fungsi ISC dan sekaligus meningkatkan kewenangannya. [SUMBER]
Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, lima program fase ISC 1.0 itu adalah memotong perantara dari rantai suplai, peningkatan pemanfaatan dan fleksibilitas dari armada laut Pertamina.
Wianda menjelaskan, yang menjadi terobosan lainnya adalah dengan pemberian kesempatan yang sama dan adil untuk semua peserta pengadaan.
“ISC 1.0 juga menerapkan terobosan lain berupa penerapan proses evaluasi penawaran yang transparan dan mengurangi biaya dengan menerapkan pembayaran telegraphic transfer (TT),” ujarnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima energitoday di Jakarta.
Wianda mengungkapkan, keberadaan ISC sangat penting untuk membuka transparansi seluas-luasnya supaya banyak mitra terpilih yang ikut serta. Dengan demikian, ada perubahan yang signifikan berupa penghematan.
“Kami bisa memangkas rantai suplai pengadaan impor, dimana untuk minyak maupun produk, Indonesia masih. Ini yang kami kejar terus,” tuturnya.
Sebagai informasi, transformasi ISC adalah bagian dari upaya meningkatkan efisiensi dan memperkuat transparansi pengadaan minyak mentah dan produk minyak yang selalu menjadi perhatian publik. Perkuatan ISC dengan mengembalikan fungsi ISC dan sekaligus meningkatkan kewenangannya. [SUMBER]