[NEWS] 14 April 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan
penjualan listrik Maret 2016 tercatat sebesar 17,87 TWh atau tumbuh 6,73
persen dibandingkan dengan Maret 2015 yang hanya sebesar 16,74 TWh.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun dalam keterangan tertulisnya yang diterima energitoday di Jakarta.
“Penjualan listrik hingga Maret 2016 sebesar 51,96 TWh atau tumbuh 8,15 persen (year on year),” tuturnya.
Benny menjelaskan, pertumbuhan sampai dengan Maret 2016 sebesar 8,15 persen tercatat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, karena pertumbuhan (y-o-y) sampai dengan Maret 2013 sebesar 5,74 persen, 2014 sebesar 7,58 persen, dan 2015 sebesar 2,64 persen.
“Bila dilihat dari masing-masing segmen pelanggan, maka pertumbuhan (yoy) penjualan listrik sampai dengan Maret 2016 adalah industri (segmen pasar 22 persen) atau tumbuh 4,37 persen. Bisnis (segmen pasar 18 persen) atau tumbuh 10 persen, dan rumah tangga (segmen pasar 44 persen) tumbuh 10 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Benny menjelaskan, pertumbuhan penjualan listrik Maret 2016 sedikit tertahan karena di beberapa lokasi di Indonesia terjadi banjir.
Menurut dirinya, banjir di sekitar Kabupaten Bandung, cukup mengganggu operasi dan produksi pabrik-pabrik skala menengah dan besar yang berdampak kepada menurunnya konsumsi listrik dari konsumen industri.
“Namun secara umum, pertumbuhan industri masih cukup baik, tumbuh 4,4 persen. Pertumbuhan sektor industri ini didominasi oleh pertumbuhan yang sangat signifikan di sektor Industri besar (I4), yaitu sampai Maret 2016 mencapai 9,13 persen, termasuk kontribusi dari program promo LWBP,” katanya.
Namun di sisi lain, tambahnya, pertumbuhan konsumsi listrik bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan penyangga perekonomian Indonesia juga meningkat.
“Untuk kelompok UMKM yang bergerak di sektor industri mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen dan 9,7 persen untuk sektor bisnis,” pungkasnya. [SUMBER]
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kepala Divisi Niaga PLN, Benny Marbun dalam keterangan tertulisnya yang diterima energitoday di Jakarta.
“Penjualan listrik hingga Maret 2016 sebesar 51,96 TWh atau tumbuh 8,15 persen (year on year),” tuturnya.
Benny menjelaskan, pertumbuhan sampai dengan Maret 2016 sebesar 8,15 persen tercatat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, karena pertumbuhan (y-o-y) sampai dengan Maret 2013 sebesar 5,74 persen, 2014 sebesar 7,58 persen, dan 2015 sebesar 2,64 persen.
“Bila dilihat dari masing-masing segmen pelanggan, maka pertumbuhan (yoy) penjualan listrik sampai dengan Maret 2016 adalah industri (segmen pasar 22 persen) atau tumbuh 4,37 persen. Bisnis (segmen pasar 18 persen) atau tumbuh 10 persen, dan rumah tangga (segmen pasar 44 persen) tumbuh 10 persen,” ujarnya.
Sementara itu, Benny menjelaskan, pertumbuhan penjualan listrik Maret 2016 sedikit tertahan karena di beberapa lokasi di Indonesia terjadi banjir.
Menurut dirinya, banjir di sekitar Kabupaten Bandung, cukup mengganggu operasi dan produksi pabrik-pabrik skala menengah dan besar yang berdampak kepada menurunnya konsumsi listrik dari konsumen industri.
“Namun secara umum, pertumbuhan industri masih cukup baik, tumbuh 4,4 persen. Pertumbuhan sektor industri ini didominasi oleh pertumbuhan yang sangat signifikan di sektor Industri besar (I4), yaitu sampai Maret 2016 mencapai 9,13 persen, termasuk kontribusi dari program promo LWBP,” katanya.
Namun di sisi lain, tambahnya, pertumbuhan konsumsi listrik bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan penyangga perekonomian Indonesia juga meningkat.
“Untuk kelompok UMKM yang bergerak di sektor industri mengalami pertumbuhan sebesar 6,1 persen dan 9,7 persen untuk sektor bisnis,” pungkasnya. [SUMBER]