[NEWS] 21 April 2016 UP45 Jakarta, Liputan6.com- PT Pertamina (Persero)
mengklaim bahwa perusahaan sudah tidak mengimpor solar lagi. Hal
tersebut bisa dilakukan karena terjadi penurunan konsumsi pada dua bulan
terakhir. Bahkan karena kelebihan pasokan, Pertamina berencana untuk
ekspor solar.
Direktur Pemasaran Pertamina Rachmat Hardadi mengatakan, sejak awal Maret 2016 kemarin, fasilitas pengelolaan minyak mentah (kilang) milik Pertamina mengalami kelebihan pasokan. Oleh karena itu, perseroan memutuskan untuk tidak lau mengimpor solar untuk memenuhi kebutuhan.
"Hari-hari ini kami sudah kelebihan solar. Jadi impor solar stop," kata Hardadi, di Jakarta, Rabu (20/4/2016). Ia melanjutkan, penyebab pasokan solar milik Pertamina berlebih karena dalam beberapa bulan terakhir terjadi penurunan konsumsi.
Direktur Pemasaran Pertamina Rachmat Hardadi mengatakan, sejak awal Maret 2016 kemarin, fasilitas pengelolaan minyak mentah (kilang) milik Pertamina mengalami kelebihan pasokan. Oleh karena itu, perseroan memutuskan untuk tidak lau mengimpor solar untuk memenuhi kebutuhan.
"Hari-hari ini kami sudah kelebihan solar. Jadi impor solar stop," kata Hardadi, di Jakarta, Rabu (20/4/2016). Ia melanjutkan, penyebab pasokan solar milik Pertamina berlebih karena dalam beberapa bulan terakhir terjadi penurunan konsumsi.
Menurut Hardadi, konsumsi solar di masyarakat menurun karena terjadi
perlambatan ekonomi. Selama ini solar banyak digunakan untuk sektor
industri dan juga sektor transportasi. Ekonomi yang melambat membuat
produksi industri menurun. Hal yang sama juga terjadi di sektor
transportasi.
Akibatnya, produksi solar di kilang Pertamina pun tidak ada yang menyerap sehingga mengakibatkan kelebihan pasokan. Untuk beberapa periode ke depan, Pertamina memutuskan untuk tetap belum mengimpor Solar hingga sudah terlihat pertambahan permintaan.
"Jadi solar tidak impor bukan karena ada produk baru sehingga konsumen berpindah, tapi memang serapan dari konsumsi turun. Industri sedang lesu," tutur Hardadi.
Penurunan kegiatan yang paling menonjol terjadi pada sektor pertambangan, karena menurunnya harga komoditas tambang. "Paling menonjol daerah Kalimantan, pertambangan kan anjlok banget," ungkapnya.
Atas kelebihan produksi kilang tersebut, Pertamina berencana mengekspor solar agar terserap dengan optimal. "Sedang dijajaki untuk diekspor, tentu harganya yang bagus," tutup Hardadi. [SUMBER]
Akibatnya, produksi solar di kilang Pertamina pun tidak ada yang menyerap sehingga mengakibatkan kelebihan pasokan. Untuk beberapa periode ke depan, Pertamina memutuskan untuk tetap belum mengimpor Solar hingga sudah terlihat pertambahan permintaan.
"Jadi solar tidak impor bukan karena ada produk baru sehingga konsumen berpindah, tapi memang serapan dari konsumsi turun. Industri sedang lesu," tutur Hardadi.
Penurunan kegiatan yang paling menonjol terjadi pada sektor pertambangan, karena menurunnya harga komoditas tambang. "Paling menonjol daerah Kalimantan, pertambangan kan anjlok banget," ungkapnya.
Atas kelebihan produksi kilang tersebut, Pertamina berencana mengekspor solar agar terserap dengan optimal. "Sedang dijajaki untuk diekspor, tentu harganya yang bagus," tutup Hardadi. [SUMBER]