[NEWS] 9 Mei 2016 UP45 Jakarta, Katadata- “Kami ingin secepat mungkin membicarakan langkah ke depan dengan pemerintah”
Inpex menyatakan tetap berkomitmen menggarap proyek pengembangan 
Lapangan Abadi di Blok Masela. Komitmennya adalah sesegera mungkin 
memulai pengerjaan proyek pengembangan blok migas tersebut.
“Kami 
ingin secepat mungkin membicarakan langkah ke depan dengan pemerintah,” 
kata Senior Manager Communication and Relation Inpex Usman Slamet kepada
 Katadata, Rabu (4/5).
Pernyataan ini menjawab seakan kekhawatiran akan tertundanya pengerjaan 
proyek Blok Masela, setelah pemerintah menolak proposal rencana 
pengembangan (Plan of Development/PoD) Lapangan Abadi. Apalagi 
Inpex sempat menyatakan bahwa kilang darat terlalu mahal, dan hingga 
saat ini Inpex belum juga memberikan respons kejelasan dari keputusan 
pemerintah.
Presiden Joko Widodo telah memutuskan untuk memilih skema darat dalam
 pengembangan Blok Masela. Sepekan kemudian, Kementerian Energi dan 
Sumber Daya Mineral (ESDM) menindaklanjuti keputusan ini melalui surat 
yang dikirimkan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu 
Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 31 Maret lalu.
Dalam surat 
ini, kementerian meminta SKK Migas untuk terus berkoordinasi dengan 
kontraktor untuk mengubah rencana pengembangan lapangan, sesuai arahan 
Jokowi. SKK Migas pun meneruskan surat ini kepada kontraktor Blok 
Masela, yakni Inpex dan Shell pada awal April.
Setelah satu bulan 
sejak surat tersebut dikirim, Inpex sebagai operator blok migas tersebut
 belum juga membalasnya. “Sekarang Inpex sedang mengkaji. Hasilnya belum
 diserahkan ke SKK Migas,” ujar VP Humas SKK Migas Taslim Yunus.
Belum adanya kejelasan dari Inpex terkait keputusan pemerintah ini 
akan membuat megaproyek migas ini bisa terkatung-katung. Setelah 
memberikan kepastian untuk tetap mengerjakan proyek ini sesuai keputusan
 pemerintah, Inpex tetap harus merevisi proposal PoD Lapangan Abadi 
dengan skema darat.
Inpex sempat menyatakan bahwa perubahan PoD 
ini bisa memakan waktu tahunan. “Kami sudah mengajukan PoD tapi ditolak.
 Bisa tahunan untuk mengerjakan (PoD yang baru) itu,” ujar Usman. 
Artinya paling cepat proposal PoD ini baru akan diserahkan ke pemerintah
 tahun depan.
Setelah PoD disetujui, Inpex masih harus menyelesaikan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID)
 dan beberapa tahapan lainnya sebelum mulai pengerjaan proyeknya. 
Padahal targetnya proyek ini bisa selesai pada 2024. Kontrak Inpex di 
Blok Masela pun akan berakhir pada 2028.
Usman mengatakan saat ini Inpex masih mempelajari semua konsekuensi 
yang akan terjadi setelah pemerintah memutuskan pengembangan Lapangan 
Abadi menggunakan skema pengolahan di darat. Seperti diketahui, dalam 
proposal pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) I Blok Masela, Inpex mengajukan skema pengolahan gas di laut atau (FLNG). 
Perubahan
 rencana pengembangan ini, kata Usman, bukan hal mudah. Inpex harus 
mengkaji lagi skema tersebut. Kajian ini melibatkan banyak faktor yang 
menjadi dasar pertimbangan. Butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam 
memperhitungkan skema ini.
“Pengembangan lapangan gas Abadi 
sebagaimana disampaikan Pak Presiden adalah proyek yang kompleks. 
Melibatkan investasi yang sangat besar dan berjangka panjang,” ujarnya.[SUMBER]
 

 
 
 
 
 
 
 
