[NEWS] 17 Mei 2016 UP45 Jakarta, EnergiToday- Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan
melebarnya defisit neraca migas dalam dua bulan terakhir, menunjukkan
dampak kenaikan harga minyak mentah yang mencapai 35%.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga
Cipta mengatakan itu juga bisa berarti defisit produksi dan konsumsi
domestik yang melebar.
“Kenaikan harga minyak mentah yang
drastis diperkirakan belum akan terjadi, sehingga potensi pelebaran
defisit neraca migas akan terbatas,” kata Rangga, seperti dilaporkan
dalam Bisnis.com, Selasa (17/5).
Kenaikan harga minyak mentah juga bisa berarti kenaikan harga komoditas lain yang Indonesia ekspor, sehingga surplus justru bisa dihasilkan oleh neraca nonmigas. Selisih harga BBM domestik dan internasional yang masih lebar, juga akan mencegah kenaikan volume impor migas yang drastis. [SUMBER]