[NEWS] 11 Agustus 2016 UP45 Jakarta, Katadata- Harus menunggu keputusan dari Menteri ESDM untuk alokasi gasnya, apakah akan menggunakan gas pipa atau LNG.
Produksi gas dari Lapangan Bangka di Blok Rapat sudah mengantongi
komitmen dari calon pembeli. Salah satu calon pembelinya adalah PT
Pertamina (Persero).
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) M.I. Zikrullah
mengatakan, Pertamina akan membeli dua kargo gas dari Lapangan Bangka
pada tahun ini. “Perjanjian kontraknya masih dalam tahap penyelesaian,”
kata dia kepada Katadata di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (11/8).
Menurut
dia, Pertamina hanya membeli dua kargo gas karena Lapangan ini baru
berproduksi. Sementara puncak produksinya diperkirakan akan terjadi
mulai 2017.
Selain
itu, penyaluran gasnya masih belum pasti akan menggunakan pipa atau
berbentuk gas alam cair (LNG). Alokasi jenis gas tersebut harus menunggu
keputusan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Jika
gas itu untuk LNG maka akan diolah melalui Kilang Bontang. Sementara
kalau gas pipa maka tergantung kebutuhan gas di Kalimantan Timur. Jika
ada permintaan maka akan lebih diutamakan dibandingkan Pertamina.
“Dua
pekan lalu sudah dipastikan bahwa kebutuhan gas untuk Kalimantan Timur
sampai 2017 masih cukup dari eksisting kontrak. Kira-kira baru 2018
untuk Kalimantan Timur,” kata Zikrullah. Informasi yang diperoleh Katadata, nantinya sebanyak 50 juta kaki kubik (mmscfd) gas dari lapangan itu akan mengalir ke Kilang di Bontang.
Manajemen Pertamina belum berkomentar mengenai proses jual-beli tersebut. Hingga berita ditulis, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro belum merespons pesan yang disampaikan Katadata melalui aplikasi WhatsApp.
Di
sisi lain, Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan menargetkan
proyek ini bisa berproduksi paling lambat bulan ini. “Mudah-mudahan
akhir Agustus,” ujarnya kepada Katadata, beberapa hari lalu.
Proyek ini termasuk salah satu proyek laut dalam atau Indonesia Deepwater Development
(IDD) yang dikelola Chevron Indonesia Company. Saat ini Chevron masih
menyelesaikan konstruksi untuk fasilitas produksi dalam proyek tersebut.
Dalam
rancangannya, fasilitas ini memiliki kapasitas produksi gas alam
sebesar 115 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 4.000 barel kondensat
per hari. Dikutip dari situs resmi Chevron, proyek Bangka ini akan
terkoneksi ke fasilitas produksi terapung (FPU).
Chevron
Indonesia Company memegang porsi kepemilikan 62 persen pada proyek
tersebut. Setelah keputusan akhir investasi pada semester II-2014,
hingga kini Chevron telah mengebor dua sumur pengembangan pada proyek
migas laut dalam itu. [SUMBER]