[NEWS] 31 Oktober 2016 UP45, Jakarta, EnergiToday-- Satuan Kerja Khusus Pelaksana
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa
iklim investasi hulu migas Indonesia adalah salah satu yang terburuk di
dunia.
Kepala Divisi Humas SKK Migas, Taslim Yunus mengaskan, dari 126 negara penghasil migas, Indonesia berada di peringkat 114 alias terburuk ke-13 di dunia.
“Daya saing bisnis ini dibanding negara tetangga makin menurun. Kita masuk 13 negara terbawah dari 126 negara. Ini tantangan kita bagaimana menarik investor melakukan eksplorasi di Indonesia,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Taslim menegaskan, kondisi ini amat berbahaya. Pasalnya, kebutuhan energi Indonesia terus melonjak, sementara produksi migas terus menurun. Sekarang saja Indonesia sudah impor minyak 800.000 barel per hari (bph).
Menurut dirinya, pada tahun 2025 mendatang, kebutuhan minyak dan gas Indonesia akan mencapai 3,75 barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day). Sementara produksi migas nasional pada waktu itu bakal menyusut hingga tinggal 800.000 boepd kalau tak ada penemuan cadangan migas baru.
“Kalau tidak ada antisipasi, Indonesia akan mengimpor minyak dan gas sampai 3 juta boepd 9 tahun lagi,” pungkasnya. [SUMBER]
Kepala Divisi Humas SKK Migas, Taslim Yunus mengaskan, dari 126 negara penghasil migas, Indonesia berada di peringkat 114 alias terburuk ke-13 di dunia.
“Daya saing bisnis ini dibanding negara tetangga makin menurun. Kita masuk 13 negara terbawah dari 126 negara. Ini tantangan kita bagaimana menarik investor melakukan eksplorasi di Indonesia,” ujarnya belum lama ini di Jakarta.
Taslim menegaskan, kondisi ini amat berbahaya. Pasalnya, kebutuhan energi Indonesia terus melonjak, sementara produksi migas terus menurun. Sekarang saja Indonesia sudah impor minyak 800.000 barel per hari (bph).
Menurut dirinya, pada tahun 2025 mendatang, kebutuhan minyak dan gas Indonesia akan mencapai 3,75 barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day). Sementara produksi migas nasional pada waktu itu bakal menyusut hingga tinggal 800.000 boepd kalau tak ada penemuan cadangan migas baru.
“Kalau tidak ada antisipasi, Indonesia akan mengimpor minyak dan gas sampai 3 juta boepd 9 tahun lagi,” pungkasnya. [SUMBER]