[NEWS] 8 Oktober 2016 UP45, Jakarta, Katadata - Rencananya penggunaan LNG untuk kereta api ini dapat dimulai tahun 2018,
yaitu pada trayek kereta api jalur pantai utara (Pantura) Jawa.
PT Pertamina (Persero) menyatakan kesiapannya memasok gas alam cair (liquefied natural gas/LNG)
sebagai bahan bakar lokomotif kereta api, setelah melalui serangkaian
tahap uji coba. Tujuannya agar kereta api dapat mendiversifikasi bahan
bakarnya menjadi lebih bersih dan murah.
Vice President of the Liquefied Natural Gas (LNG)
Pertamina Didik Sasongko Widi mengatakan, Pertamina bersama dengan PT
Kereta Api Indonesia (KAI) menggagas penggunaan LNG untuk bahan bakar
kereta api ini. Dengan jarak tempuh kereta api yang jauh, maka
penggunaan LNG dapat lebih hemat dan harga yang ditawarkan pun lebih
murah.
Sebagai tahap awal, Pertamina dengan KAI akan melakukan
perjanjian komersial. Namun, Didik belum bisa memastikan kapan rencana
ini dapat terealisasi. "Belum ditetapkan (pilot project). Tapi sekarang dites di Balai Jasa Jogja. Hasilnya sudah baik dan hari Selasa (11/10) kami mau buat ceremony untuk menunjukkan hasilnya," ujar Didik dalam acara workshop Pertamina, di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (7/10).
Ia menambahkan, rencananya penggunaan LNG untuk kereta api ini dapat
dimulai tahun 2018. Pada awal peluncurannya, kebutuhan LNG untuk kereta
api ini masih kecil, yakni sekitar 5 mmscfd per hari. Sedangkan, sampai
tahun 2020, diperkirakan kebutuhannya akan tetap. Sebab, penggunaan LNG
ini akan diterapkan terlebih dahulu pada trayek kereta api jalur pantai
utara (Pantura) Jawa.
"Karena kan tidak bisa semuanya tiba-tiba diganti. Jadi itu Pantura semua. Tapi pasti akan naik terus," ujar Didik.
Untuk
menyukseskan rencana diversifikasi energi yang digunakan kereta api
dari berbahan bakar solar menjadi LNG ini, KAI akan segera menyediakan
konverter kit atau mesin lokomotif yang dapat menggunakan bahan bakar
gas cair tersebut. Sedangkan Pertamina bertugas untuk terus memasok LNG
sebagai bahan bakar kereta api.
Sebagai informasi, program
diversifikasi energi ini bukan hanya dilakukan untuk kereta api. Secara
internal, Pertamina akan menggunakan LNG untuk menggantikan bahan bakar
solar bagi truk-truk Pertamina yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM).
Namun,
tidak semua truk Pertamina akan menggunakan LNG ini. Hanya dipakai oleh
truk BBM yang memiliki jarak tempuh cukup jauh. "Kalau yang
antar-Jakarta itu biar pakai solar saja, karena penggunaan jarak jauh
ini kan konverternya mahal. Kalau digunakan jarak dekat, keekonomiannya
tidak memenuhi syarat," ujar Didik.[SUMBER]