[NEWS] 9 Desember 2016 UP45. Jakarta, Katadata - Rata-rata produksi migas di Aceh saat ini mencapai 18 ribu barel minyak ekuivalen per hari (boepd).
Gempa yang terjadi di Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu pagi (7/12)
lalu, telah menimbulkan banyak kerusakan dan korban jiwa. Namun, bencana
tersebut tidak mengganggu produksi minyak dan gas bumi (migas) di Aceh.
Bahkan, kegiatan operasional kontraktor kontrak kerjasama
tetap berjalan.
Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Marzuki
Daham mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya tersebut tidak
berdampak pada operasional blok migas di Aceh. Sebab, lokasi blok migas
yang berproduksi saat ini jaraknya jauh dari kawasan gempa.
"Aman, tidak terjadi gangguan. Masih jalan dan berproduksi," kata Marzuki kepada Katadata, Kamis (8/12). Hingga hari ini, rata-rata produksi migas di Aceh mencapai 18 ribu barel minyak ekuivalen per hari (boepd).
Sementara
itu, produksi minyak dan gas bumi secara nasional per 30 November 2016
mencapai 2.255 MBOEPD. Jumlahnya lebih tinggi dari target rencana kerja
dan anggaran perusahaan yang sudah direvisi tahun ini, yakni 2.213
MBOEPD.
Marzuki mengatakan, terdapat 11 wilayah kerja migas di
Aceh. Namun, baru dua blok yang sudah berproduksi yakni Blok NSO dan
Blok B yang dikelola oleh Pertamina. Tiga blok lainnya, seperti Blok A
yang dikelola oleh Medco Energi, masih dalam tahap pengembangan. Sisanya
sebanyak enam blok migas masih dalam tahap eksplorasi.
Di
sisi lain, menurut Marzuki, gempa yang melanda Aceh mendorong
kontraktor migas untuk saling berbagi. Beberapa kontraktor migas
meminjamkan alat berat untuk membantu evakuasi di lokasi gempa. [SUMBER]