[NEWS] 19 Oktober 2016 UP45. Jakarta, ESDM - Menteri Energi Dan Sumber Daya
Mineral, Ignasius Jonan meminta kepada Satua Kerja Khusus (SKK) Migas
dan PT Pertamina (Persero) lebih efisien dalam bekerja. Peningkatan
efisiensi juga merupakan perintah langsung Bapak Presiden Republik
Indonesia kepada PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha yang
berbisnis di bidang energi. Pertamina sebagai leading operator milik
nasional diharapkan dapat memberikan contoh langkah-langkah efisiensi
dalam menjalankan industrinya.
“Yang penting itu efisiensi, kita harus
bisa membuat industri di oil and gas, industry energy semuanya itu makin
lama makin efisien karena selling price-nya kita ga bisa mutusin,” ujar
Ignasius Jonan di acara Pertamina Award 2016, malam ini, Jumat (16/12).
“Saya minta Pertamina juga semangat untuk
melakukan langkah-langkah efisiensi dan menurut saya juga amat sangat
penting, kalau engga, yang lain ga ada, wong Bapak ga menentukan harga
jual,”imbuh Jonan.
Jonan menambahkan, jika Pertamina
ditugaskan oleh Pemerintah mengelola blok-blok migas yang sudah selesai
kontraknya, diharapkan biaya produksinya dapat lebih efisien. “efisiensi
perlu dilakukan karena tidak banyak produk dari sektor ini yang dimana
para produsennya itu bisa menentukan harga sendiri, jadi harga crude oil
terus harga fuel harga gasoline harga semua produk tambang juga harga
listrik itu ditentukan oleh pasar ditentukan oleh global market
sehingga,” tambah Jonan.
“Sebenarnya sebagai produsen atau operator
atau badan usaha yang bekerja disektor ini, lalu gamenya itu apa. Kalau
game-nya itu harga cruede naik, gasolinenya naik itu ga usah dipimpin
oleh seorang professional. Tantangan yang paling penting itu menurut
saya itu cost efisiensi atau cost managemen, itu penting sekali, kalau
engga, kerjaannya ga ada, samasekali ga ada,” ujar Jonan.
Iran dan Uni Emirates Arab (UEA) menurut
Jonan adalah dua contoh negera yang telah menjalankan langkah-langkah
efisiensi termasuk dalam pengelolaan energinya.” Iran itu semangat untuk
mandiri dan semangat untuk efisiensi, itu luar biasa besar sekali,”
Jonan.
Di Uni Emirates Arab lanjut Jonan, akan
dibangun dua pembangkit listrik, satu 150 MW dan yang kedua 200 MW yang
energy dasarnya adalah sinar matahari. Pembangkit pertama itu tarifnya
2,99 sen per Kwh sedangkan di Indonesia yang membangun bisnis energi
baru terbarukan termasuk Pertamina mintanya itu 14 sen. Pembangkit kedua
itu harganya 2, 42 sen per Kwh. Sekarang UEA sedang membangun
pembangkit listrik tenaga surya dengan kapasitas 5.000 MW dan mereka
yakin jika sudah jadi tarifnya sekitar 2, 25 sen per Kwh.
“Jadi UEA dan Iran itu meski tergolong
negara kaya, namun mereka berjuang bagaimana negaranya bisa mendapat
energy dengan harga yang paling kompetitif di dunia,” tutup Jonan. [SUMBER]